Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Kualitas Pilkada Tak Ditentukan oleh Animo Masyarakat

Kompas.com - 26/12/2016, 15:43 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku tidak khawatir terhadap rendahnya animo masyarakat terhadap Pilkada Serentak 2017.

Pada 15 Februari 2017, pilkada serentak akan digelar di 101 daerah.

Menurut Tjahjo, rendahnya animo masyarakat tidak menjadi tolok ukur kualitas penyelenggaraan pilkada.

"Soal pesta demokrasi harus ramai atau tidak ya relatif. Ukurannya di kualitas. Di Jakarta ini kan yang ramai di media sosial," ujar Tjahjo, di Kompleks Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (26/12/2016).

Tjahjo menyebutkan, kualitas pilkada ditentukan oleh peningkatan partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya.

Selain itu, terjaminnya rasa aman saat pemungutan suara menjadi salah satu tolok ukur kualitas pilkada.

"Yang penting peningkatan partisipasi, keamanan terjamin, masyarakat memahami apa visi misi calon. Jangan salah pilih karena ini akan pimpin daerah lima tahun ke depan," kata Tjahjo.

Tjahjo berharap, terjadi peningkatan partisipasi masyarakat.

Sebab, Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada telah memberikan kewenangan bagi pasangan calon untuk dapat memasang atribut kampanye.

"Kewenangan untuk pasang atribut, beli kaos, baliho, dan sebagainya. Kalau dulu kan tidak. Sudah dipatok oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum). Kalau kemarin 70an persen, kalau bisa sekarang meningkat," ujar Tjahjo.

Pemerintah akan terus menyosialisasikan pelaksanaan pilkada.

Tjahjo juga mengatakan, polisi didukung oleh TNI dan berbagai pihak akan membantu mengamankan daerah yang menggelar pilkada.

Sebelumnya, Anggota Tim Monitoring Pilkada Serentak 2017 Kementerian Dalam Negeri, Hariyadi, mengatakan, semarak pilkada di sebagian besar daerah yang menggelar pesta demokrasi lokal itu tak terasa.

Menurut Hariyadi, 80 persen dari masyarakat pemilih di 7 provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota cenderung tak peduli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Nasional
Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Nasional
Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Nasional
Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Nasional
Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Nasional
Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Nasional
Presiden Iran Wafat, Wapres: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian

Presiden Iran Wafat, Wapres: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian

Nasional
Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online

Menkominfo Lapor ke Jokowi, Sudah Turunkan 1,9 Juta Konten Judi Online

Nasional
PDI-P Anggap Pertemuan Puan dan Jokowi di WWF Bagian Tugas Kenegaraan

PDI-P Anggap Pertemuan Puan dan Jokowi di WWF Bagian Tugas Kenegaraan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com