JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua DPR RI Ade Komarudin mengapresiasi kerja kepolisian dalam mengungkap sel-sel terorisme dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut Ade, dukungan dari masyarakat juga bisa diberikan dengan cara mengawasi lingkungan masing-masing secara lebih ketat, bahkan dari tingkat RT/RW.
"Mulai dari RT/RW harus sudah mulai betul-betul waspada, dari tingkat RT. Misal soal mereka yang kos-kosan, harus didata dengan baik," ujar Ade di kediaman dinasnya di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (25/12/2016).
"Terutama para tenaga kerja. Karena saya lihat semua terorisme ngontrak, kos-kosan," kata da.
Kewaspadaan dari setiap masyarakat dinilai perlu agar kepolisian dapat mudah menindaklanjuti jika diketahui ada upaya aksi teror.
Kinerja pemerintah khususnya kepolisian dalam menangani terorisme di 2016, kata Ade, sudah cukup serius.
Namun, pemerintah dan seluruh warga masyarakat diminta tak lengah menghadapi potensi-potensi kemunculan terorisme ke depan.
"Tidak boleh lengah karena tantangan 2017 semakin besar," tutur Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar itu.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris di Purwakarta, Minggu (25/12/2016).
Dua lainnya tewas dalam operasi penggerebekan pengembangan kasus terorisme di Jalan Ubrug, Cibinong, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
(Baca: Densus Tembak Mati Dua Terduga Teroris di Purwakarta)
Kapala Kepolisian Daerah Jawa Barat Irjen Anton Charliyan menjelaskan, jika mereka tidak menyerang, maka polisi tidak akan mengeluarkan tembakan. Namun, karena terduga teroris melakukan penyerangan, polisi pun mengeluarkan tembakan.
Anton mengaku masih bertanya-tanya kenapa bisa di rumah terapung. Karena jika terduga teroris ini sampai meledakkan Waduk Jatiluhur, bisa memakan korban banyak.
(Baca: Kapolda Jabar: Jika Bendungan Jatiluhur Diledakkan, Bisa Memakan Korban Banyak)