JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua DPR Ade Komarudin mengaku tak pernah diajak bicara soal posisi baru yang dijanjikan Partai Golkar setelah dirinya tak lagi menjabat Ketua DPR.
Ade bahkan sebatas mengetahui hal tersebut dari pemberitaan di media massa. Karena itu ia tak pernah menganggap serius terkait posisi baru yang sempat dikatakan beberapa petinggi partai berlambang beringin itu.
"Saya enggak tahu dan enggak pernah diajak bicara soal posisi baru. Itu kan bukan saya yang ngomong, saya pun ikhlas soal jabatan, saya legowo," kata Ade saat ditemui di Jakarta, Senin (5/12/2016).
(Baca juga: Ade Komarudin: Aku "Rapopo")
Ia mengatakan saat ini hanya akan memfokuskan diri dalam dua hal. Pertama, untuk merehabilitasi nama baiknya usai diputuskan melanggar kode etik oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Sebab, menurut Ade, ia merasa tak bersalah dan mampu mempertanggungjawabkan tuduhan yang dialamatkan kepadanya di MKD.
Kedua, Ade akan fokus mengurus Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) yang dipimpinnya.
"Harus dikasih catatan, ini tidak menyangkut posisi saya sebagai Ketua DPR dulunya. Jadi Pak (Setya) Novanto tidak usah khawatir saya ingin kembali pada posisi itu. Saya tidak maksud ke arah sana. Saya cuma mau memperbaiki nama baik dan urus SOKSI," kata Ade.
Sebelumnya Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham sempat mengatakan partainya akan mengupayakan posisi pengganti bagi Ade Komarudin setelah tak lagi menjabat sebagai Ketua DPR.
Idrus mengatakan sebagai salah kader terbaik Golkar Ade layak mendapatkannya. (Baca: Golkar Akan Bicara dengan Jokowi soal Posisi Pengganti untuk Akom)
Sedangkan, Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai menyatakan bahwa posisi yang akan ditawarkan ke Ade itu adalah menteri, duta besar, atau pimpinan lembaga negara.
"Apakah menteri, duta besar, apakah BPK, apakah OJK, jabatan -jabatan kenegaraan yang sesuai dengan kompetensi dia," ujar Yorrys.
(Baca: Yorrys Sebut Ade Komarudin Bisa Jadi Menteri, Dubes atau BPK...)