Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Beri Penjelasan soal Kerusuhan di Manokwari

Kompas.com - 22/11/2016, 14:00 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai mengatakan, bentrokan yang terjadi di Manokwari pada Rabu (26/10/2016) bermula dari kekecewaan warga kepada kepolisian.

Bentrokan disebabkan karena polisi dianggap tidak netral dalam memproses pelaku yang diduga melakukan penusukan terhadap seorang warga, Vijay Pauspaus.

"Penikaman Vijay Pauspaus telah direspons oleh Kepolisian Resor Manokwari dengan mendatangi TKP, akan tetapi polisi tidak merespons secara cepat untuk memberikan kepastian hukum kepada korban dan keluarganya," ujar Pigai saat memberikan keterangan di kantor Komnas HAM, Selasa (22/11/2016).

Pigai menuturkan, pasca-peristiwa penusukan, polisi tidak mampu mengamankan lima orang warga pendatang yang diduga sebagai pelaku penikaman.

Bahkan salah seorang yang diduga kuat sebagai pelaku karena membawa badik, telah melarikan diri dari tangan polisi.

Akibatnya, 200 warga Sanggeng berkumpul dengan membawa alat berupa parang, batu, kayu dan besi.

Kerusuhan terjadi saat anggota polisi mencoba menghalau massa dengan mengeluarkan tembakan peringatan dan massa membalas dengan melemparkan batu ke arah polisi.

"Dalam peristiwa ini tidak ditemukan adanya korban jiwa maupun luka-luka," kata Pigai.

Komnas HAM telah melakukan pemantauan dan penyelidikan atas peristiwa kerusuhan di Sanggeng. penelusuran data, fakta dan informasi pada 9-11 November 2016.

Proses pemantauan ini dilakukan dengan meminta keterangan korban, keluarga korban, Polda Papua Barat, DPRD Papua Barat, Gubernur Papua Barat dan tinjauan ke lokasi kerusuhan.

Bentrokan berawal dari penusukan Vijay di dekat SPBU Sanggeng. Warga yang tidak terima atas kejadian ini mendatangi lokasi untuk mencari pelaku penusukan yang belum diketahui identitasnya.

Selain itu, massa yang jumlahnya ratusan orang ini menyerang pos pengamanan rayon yang didirikan oleh Polda Papua Barat, serta membakar enam unit motor yang terpakir di pos tersebut.

Massa melempar kaca Pos Polisi Sanggeng yang baru dalam tahap pengerjaan, memblokade ruas jalan Yos Sudarso dan membakar sejumlah ban bekas serta material lainnya di tengah jalan.

Aksi massa yang tak terkendali membuat Danramil Kota Manokwari, Mayor Inf Harsono, yang ingin menghalau massa ikut terkena pukulan pada bagian kepala, dan mengalami luka robek di kepala dan harus mendapat 10 jahitan.

Untuk meredam aksi massa, polisi yang tiba di lokasi kejadiaan langsung melepaskan gas air mata serta tembakan peringatan.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com