Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra: Tak Perlu Ada Ambang Batas Pencalonan Presiden dan Parlemen

Kompas.com - 03/11/2016, 17:35 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria mengatakan, idealnya tidak perlu lagi ada ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) dan ambang batas parlemen (parliamentary threshold) pada penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019.

Sebab, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden akan diselenggarakan bersamaan.

Pada draf Rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu), disebutkan bahwa pasangan calon diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah nasional pada Pemilu Anggota DPR periode sebelumnya.

Sedangkan untuk ambang batas parlemen, pemerintah mengusulkan angkanya tetap 3,5 persen.

"Kalau ini serentak, berarti (pencalonan presiden) bukan berdasarkan hasil pemilu lalu, kan sudah dipakai untuk Pilpres lalu. Kalau itu yang dijadikan rujukan kan tidak cocok," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

"Maka idealnya dikembalikan pada rakyat, tidak perlu ada presidential threshold. Kalau perlu tidak ada juga parliamentary threshold," sambungnya.

Riza menjelaskan, untuk ambang batas presiden, harus ada kesempatan yang lebih luas kepada rakyat.

Jika menggunakan ketentuan yang diusulkan pemerintah saat ini, yaitu dengan syarat 20 persen dan 25 persen, maka jumlah pasangan calon yang ada nantinya akan sangat sedikit. Paling banyak tiga calon.

"Di satu sisi parpol dibatasi, sementara ada Putusan Mahkamah Konstitusi yang mendorong semua partai dapat mengusung," tutur Politisi Partai Gerindra itu.

Begitu pula dengan ambang batas parlemen yang menurut dia sebaiknya ditiadakan.

Ia mengatakan, penyederhanaan partai perlu, tetapi harus seiring dengan peningkatan kualitas partai politik dan berlangsung secara alamiah sesuai dengan pengalaman, edukasi masyarakat dan berkembangnya demokrasi Indonesia.

"Indonesia termasuk negara demokrasi terbesar, tapi juga cepat berkembang. Kami mendorong regulasi yang dibuat mengarah ke lebih baik, bukan membatasi," kata Riza.

DPR telah menerima draf RUU Pemilu usulan pemerintah pada Jumat (21/10/2016) dan pada penutupan masa sidang DPR telah mengesahkan daftar nama anggota panitia khusus (Pansus) RUU Pemilu.

Pembahasan RUU Pemilu akan dimulai pada masa sidang mendatang yang akan dibuka pada 16 November 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com