JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak diluncurkan pada Jumat (21/10/2016), oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, satuan tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) telah menerima ribuan laporan praktik pungli dari masyarakat.
Anggota Tim Pengembangan Aplikasi Pengaduan Saber Pungli, Ali Hasny, memaparkan, berdasarkan data yang diterima Satgas pada Jumat (28/10/2016) pukul 14.00 WIB, tercatat ada 1087 pengaduan masyarakat melalui layanan SMS di nomor 1193.
Sementara itu, terdapat 88 pengaduan melalui call center, 73 pengaduan melalui aplikasi smartphone dan 936 pengaduan yang dikirimkan melalui email.
(baca: Mekanisme Kerja Satgas Saber Pungli)
"Jadi setelah diluncurkan minggu kemarin, SMS pengaduan yang masuk sudah 1087. Jumlahnya terus bertambah," ujar Ali di ruang Posko Satgas Saber Pungli, gedung Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016).
Ali menuturkan, hingga saat ini timnya masih terus melakukan pengembangan sistem untuk memenuhi ekspektasi pemerintah.
(baca: Satgas Saber Pungli Berwenang Rekomendasikan Sanksi Pemecatan Hingga Proses Pidana)
Pasalnya, tim pengembangan harus membuat aplikasi yang mampu menampung pengaduan dari seluruh Indonesia dalam waktu yang sangat singkat.
Selain itu, sistem pengaduan Saber Pungli juga akan diintegrasikan dengan website www.lapor.go.id.
"Memenuhi ekspektasi agak sulit. Kebutuhannya cukup luas, waktunya terbatas. Ini masih akan terus berkembang diintegrasikan dengan lapor.go.id supaya tidak overlap. Mungkin kedepannya akan ada perubahan lagi. Itu yang jadi tantangan," kata Ali.
Diretas
Membuat sistem pengaduan pungli bukan berarti tanpa tantangan dari sisi keamanan. Ali menuturkan, sejak seminggu lalu, website Saber Pungli telah mengalami beberapa kali serangan dari peretas.
(baca: Menteri PAN-RB: Tepergok Lakukan Pungli, PNS dan Polisi Langsung Dipecat)
Namun, dia memastikan sistem yang dikembangkan akan tetap dipertahankan sistem keamanannya.
Bersama tim desk cyber Kemenko Polhukam, dia mendesain sistem keamanan berlapis. Artinya, ada tiga layer keamanan, dari sisi pemograman, perangkat dan jaringan.
"Ini yang berusaha menjebol sistem atau serangan dari hacker juga banyak. Orang berusaha baik pasti ada yang ingin mengagalkan. Kami juga dibantu tim desk cyber Kemenko Polhukam. Mereka yang mempertahankan mati-matian dari sisi keamanan cyber-nya," ujar Ali.