Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Dukung KPK Usut Dugaan Suap Direktur BUMN

Kompas.com - 16/09/2016, 16:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Istana meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan salah seorang Direktur Utama BUMN.

"Kalau memang ada bukti-buktinya, maka KPK harusnya segera lidik, sidik terhadap yang bersangkutan," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (16/9/2016).

Pemerintah mendukung penuh pemberantasan korupsi di seluruh sektor sebagaimana ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam sejumlah kesempatan.

"Presiden berulang kali menegaskan, kalau ada orang yang korupsi atau menyalahgunakan kekuasaan atau mengambil fee, maling, dia harus bertanggung jawab. Termasuk direksi BUMN tadi," ujar Pramono.

(Baca: Ruhut Sebut yang Diselidiki KPK adalah Dirut BUMN Sektor ESDM)

Ia mengaku, telah berkomunikasi secara personal dengan Ketua KPK Agus Rahardjo.

Namun, Pramono membantah komunikasi itu untuk mengetahui siapa Direktur Utama BUMN yang tengah diusut KPK.

Pramono menghormati sifat kerahasiaan KPK dengan tidak bertanya tentang hal itu.

Ia hanya menyampaikan dukungan pemerintah atas pemberantasan korupsi di segala sektor.

Kini, pemerintah dalam posisi menunggu proses penyelidikan KPK.

Pramono menegaskan, Menteri BUMN akan langsung mencopot yang bersangkutan jika dugaan itu terbukti.

"Kalau memang ada indikasi awal KPK terindikasi, kami langsung berhentikan," ujar Pramono.

Diberitakan, Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, ada salah seorang Direktur BUMN yang menerima dan menyimpan uang di Singapura.

(Baca: Selidiki Suap kepada Direksi BUMN, KPK Kerja Sama dengan Singapura)

Uang itu diduga untuk menghindari Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK).

"Untungnya kami sudah kerja sama dengan lembaga semacam KPK yang ada di Singapura," ujar Agus, dalam acara penandatanganan kerja sama BPJS Ketenagakerjaan dan KPK di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Menurut Agus, aliran keuangan mencurigakan tersebut diduga tidak hanya terjadi pada satu pejabat BUMN.

Agus tidak mau membuka lagi lebih rinci soal penyelidikan baru yang dilakukan KPK lantaran proses pendalaman sedang dilakukan penyidik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com