Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banggar DPR Setuju Usulan Tambahan Anggaran Kemenko Polhukam 2017 Sebesar Rp 3,5 Miliar

Kompas.com - 14/09/2016, 17:51 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyampaikan usulan tambahan anggaran untuk tahun 2017 saat rapat kerja Badan Anggaran DPR RI tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2017.

Wiranto mengusulkan tambahan anggaran Kemenko Polhukam sebesar Rp 3,5 miliar. Usulan tersebut disetujui dalam raker yang dipimpin oleh Ketua Banggar Kahar Muzakir.

Wiranto menjelaskan, berdasarkan Surat Menteri Keuangan No:S-635/MK.02/2016, pagu anggaran Kemenko Polhukam TA 2017 telah ditetapkan sebesar Rp 281.111.952.000.

Namun jumlah tersebut dinilai belum memenuhi kebutuhan operasional kementerian. Untuk itu Wiranto mengajukan usulan tambahan anggaran.

"Untuk belanja pegawai operasional Rp 51 miliar atau berkurang Rp 1,9 miliar dibanding sebelumnya," kata Wiranto di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (14/8/2016).

"Sementara kebutuhan belanja pegawai dan operasional tahun 2017 mencapai Rp 54,51 miliar. Kekurangan belanja Rp 3,5 miliar. Jadi kami mengajukan usulan tambahan anggaran untuk tahun 2017 sebesar itu," ujarnya.

Wiranto mengatakan, Kemenko Polhukam memiliki peran strategis dalam mewujudkan rencana kerja Pemerintah tahun 2017 untuk memacu pembangunan infrastruktur dan ekonomi dengan meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah.

Oleh sebab itu, kata Wiranto, kementeriannya akan membuat arah kebijakan yang menuju pada kepastian dan penegakan hukum, stabilitas keamanan dan ketertiban, konsolidasi demokrasi, efektivitas diplomasi, serta reformasi birokrasi.

"Sasaran dan indikator kinerja Kemenko Polhukam pada 2017 adalah stabilitas keamanan serta ketertiban. Kami berupaya meningkatkan penegakan dan kepastian hukum, konsolidasi demokrasi dan efektivitas diplomasi," ucapnya.

Ditemui usai rapat, Ketua Banggar Kahar Muzakir mengatakan tidak ada alasan bagi Badan Anggaran untuk tidak menyetujui usulan tersebut.

Menurut dia, Wiranto sangat mengetahui secara detail mengenai kebutuhan terkait anggaran dalam kementeriannya.

Selain itu, Kahar juga menilai Wiranto berkompeten dalam merealisasikan setiap program Pemerintah di bidang politik, hukum dan keamanan.

Adapun yang namanya program itu datangnya dari pemerintah Pasal 23 UUD 1945, lalu program itu diusulkan.

"Apa alasan kami enggak setuju, apalagi itu kan Menko. Dia yang tahu. Pak Wiranto itu mantan Menhankam/Pangab, kok diajari," kata Kahar.

"Dia buat program yang dia tahu, dia paham, kompeten, masak kami persoalkan dia, saya ngomong soal pertahanan dan keamanan sama Beliau saja takut," ujarnya.

Selain Wiranto, Rapat Kerja Banggar DPR RI itu juga dihadiri oleh 3 Menteri Koordinator lainnya yaitu Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Kompas TV Pemangkasan Anggaran Tekan Pertumbuhan Ekonomi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com