Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelesaian Konflik Papua Masih Terkendala Minimnya Pengetahuan Aparat Birokrasi

Kompas.com - 01/09/2016, 15:44 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi V Bidang Kajian Politik dan Pengelolaan Isu-isu Hukum, Pertahanan Keamanan dan HAM Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, saat ini Pemerintahan Presiden Joko Widodo terus berupaya menyelesaikan konflik Papua dengan berbagai macam pendekatan.

Presiden Jokowi, kata Jaleswari, dengan tegas mengatakan bahwa pembangunan Papua harus dilakukan berdasarkan keunikan yang dimiliki masyarakat Papua.

"Papua tidak lagi dibangun dengan pendekatan keamanan, tapi melalui pendekatan kesejahteraan," ujar Jaleswari dalam sebuah diskusi bertajuk "Merumuskan Kebijakan Konstruktif dalam Upaya Penyelesaian Konflik Papua Menuju Papua Damai" di Jakarta, Kamis (1/9/2016).

"Presiden Jokowi sudah menegaskan pembangunan Papua harus dilakukan dengan hati," kata dia.

Namun, menurut Jaleswari, pemerintah masih mengalami kendala dalam membahasakan keinginan Presiden Jokowi ke tingkatan birokrasi yang menjalankan kebijakan pemerintah.

Jaleswari menuturkan masih ada jajaran birokrasi yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang masalah Papua. Ini membuat kebijakan pemerintah yang menggunakan pendekatan kesejahteraan itu terhambat.

(Baca juga: Tembak Mati Pelajar, Kinerja Polisi Papua Jadi Sorotan Istana)

Oleh sebab itu, pemerintah terus melakukan dialog yang mengangkat berbagai persoalan di Papua. Hal tersebut dilakukan agar seluruh jajaran pemerintahan bisa paham saat mengimplementasikan upaya penyelesaian konflik di Papua.

"Ada ketidaktahuan atau pengetahuan yang minim tentang Papua. Bagaimana ke-ajeg-an (kekakuan) tidak berubah ketika Jokowi bicara sesuatu yang baru soal Papua. Dialog diharapkan bisa melengkapi pengetahuan tentang Papua," ucapnya.

Jaleswari pun sependapat dengan pernyataan Guru Besar Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Gajah Mada, Profesor Dr Purwo Santoso yang menilai upaya penyelesaian konflik melalui kebijakan otonomi khusus tidak akan menyelesaikan akar masalah.

"Saat bicara soal Papua seringkali kita biacara soal uang. Dengan uang yang begitu besar tapi Papua tidak juga sejahtera. Uang bukan persoalan di Papua," tuturnya.

(Baca juga: Akademisi: Uang Tidak Menyelesaikan Masalah di Papua)

Kompas TV Jalan Diblokade, Lalin Bandara Sentani Macet
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com