Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Sang Jenderal, Peristiwa Meranti, dan Bentrok di Sugapa...

Kompas.com - 31/08/2016, 06:59 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Harapan demi harapan disampaikan Jenderal Tito Karnavian saat ia resmi menjabat Kepala Kepolisian RI menggantikan Jenderal Badrodin Haiti.

Tito menjanjikan berbagai perbaikan internal Polri. Ia ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.

Namun, harapan itu seakan terempas saat dua peristiwa bentrok polisi dan warga terjadi di dua lokasi dalam rentang waktu yang berdekatan.

Bentrok di Meranti dan Sugapa, Papua

Peristiwa di Meranti dan Papua terjadi karena aksi balas dendam antara polisi dengan warga.

Dalam kasus di Sugapa, oknum aparat Brimob menembak mati seorang pelajar, Etinius Sondegau (15).

Warga yang tersulut amarahnya langsung melampiaskannya dengan membakar Kantor Polres Sugapa sambil membawa jenazah Etinius.

Sementara di Meranti, terjadi kerusuhan di depan barak polisi yang dipicu kemarahan warga atas meninggalnya Apriadi Pratama (24), pegawai honorer Dispenda.

(Baca: Kapolri: Kasus Meranti adalah Pelajaran Pahit)

Ia merupakan tersangka kasus pembunuhan anggota Polres Meranti, Brigadir Adil S Tambunan (32).

Warga menduga Adil disiksa oleh polisi sampai meninggal dunia.

Bentrokan yang terjadi menewaskan seorang warga, Isrusli (45) karena diduga terkena lemparan batu.

Puluhan sepeda motor rusak dan barak polisi terbakar.

(Baca: Kapolda Riau Minta Maaf Atas Kerusuhan di Meranti)

Ubah pendekatan

Staf Khusus Presiden Bidang Papua, Lenis Kagoya, menekankan, polisi di Papua harus mengubah pendekatannya terhadap masyarakat.

Ia menganggap perlu ada evaluasi kinerja karena yang selama ini ditunjukkan adalah sikap yang tidak patut sebagai aparat kepolisian.

Apalagi, oknum polisi sampai mencabut pistol untuk menghadapi seorang pelajar.

Harapan mereformasi Polri

Reformasi kultural menjadi misi utama Kepala Polri Tito Karnavian yang disampaikannya saat akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI.

Penjabaran dari misi tersebut memukau para anggota Dewan sehingga ia dinyatakan lolos seleksi sebagai calon tunggal Kapolri.

Tito ingin mengembalikan marwah kepolisian menjadi institusi yang dipercaya oleh masyarakat.

"Reformasi internal akan fokus ke reformasi kultural. Utamanya budaya koruptif, lalu hedonis, konsumtif, serta perilaku ke masyarakat bagaimana memberikan rasa aman," ujar Tito, saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR, Kamis (23/6/2016).

Tito menyadari, rendahnya kepercayaan masyarakat selama ini terhadap Polri karena tidak mendapatkan pelayanan maksimal.

Ia berjanji akan membenahinya saat terpilih sebagai Kapolri.

Saat itu, Tito berharap apa yang ia lakukan semasa menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya bisa ditiru bawahannya, yakni dengan terjun langsung ke lapangan untuk mendengarkan keluhan masyarakat.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com