Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Ancaman Teroris di Turki, Pemerintah Belum Berniat Pulangkan WNI

Kompas.com - 09/06/2016, 15:46 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri tak berniat untuk merepatriasi warga Indonesia di Turki untuk kembali ke Indonesia. Kata dia, kondisi di Turki saat ini masih belum segenting kondisi di Suriah yang dalam keadaan perang.

"Tidak ada himbauan. Keadaannya berbeda karena memang di Suriah itu kan keadaan perang," kata Arrmanatha di Kompleks Kementrian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (9/6/2017).

Arrmanatha menilai ancaman teroris dapat terjadi di mana-mana, bahkan di negara Eropa ancaman teroris juga cukup tinggi.

Meski belum segenting kondisi di Timur Tengah, Kementerian Luar tetap melakukan koordinasi dengan otoritas Turki untuk mengetahui informasi ancaman teroris. Kementerian Luar Negeri menghimbau kepada WNI di Turki untuk menghindari tempat-tempat keramaian dan tempat pariwisata.

(Baca: Polisi Turki Tangkap 4 Orang Terkait Bom Istanbul)

"Kami imbau untuk hati-hati dan waspada untuk menghindari tempat-tempat yang kemungkinan bisa menjadi target dari pihak teroris. Khususnya kan yang menjadi incaran adalah tempat keramaian dan tempat turis," ucap dia.

Sebelumnya, mahasiswa Indonesia di Istanbul University, Jurusan Fisika, Turki, Azwar Abadi Arsyad menjadi salah satu warga negara Indonesia yang terluka akibat bom yang meledak di Turki, Selasa (7/6/2016).

Azwar mengalami luka ringan di kepala karena terkena plafon ruang kelas ambruk akibat getaran bom.

(Baca: Mahasiswa Indonesia yang Jadi Korban Bom Turki Terluka akibat Plafon Ambruk)

Bom meledak di Istanbul, sekitar pukul 08.50 waktu setempat. Ledakan terjadi di dekat stasiun metro Vezneciler, Kawasan Beyazit.

Azwar mengatakan lokasi bom berada di dekat Fakultas Sains (Fen), di depan stasiun Metro Vezneciler bawah tanah.

Sementara pusat kampus Istanbul University terletak di daerah Beyazit sekitar 700 meter dari stasiun metro Vezneciler. Akibat ledakan tersebut membuat kaca dan bangunan sekitar rusak parah.

Kompas TV Ledakan Bom Turki Target Bus Polisi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dirut BPJS: Dokter Asing Boleh Layani Pasien BPJS Kesehatan, Asal...

Dirut BPJS: Dokter Asing Boleh Layani Pasien BPJS Kesehatan, Asal...

Nasional
Syukur Aisyah Rumahnya Direnovasi, Tak Lagi Tidur Beralas Tanah dan BAB di Plastik

Syukur Aisyah Rumahnya Direnovasi, Tak Lagi Tidur Beralas Tanah dan BAB di Plastik

Nasional
Ada Dugaan Jampidsus Dikuntit Densus, Menko Polhukam Sebut Hubungan Polri-Kejagung Aman

Ada Dugaan Jampidsus Dikuntit Densus, Menko Polhukam Sebut Hubungan Polri-Kejagung Aman

Nasional
Kementan Danai Acara Partai Nasdem untuk Caleg DPR RI Rp 850 Juta

Kementan Danai Acara Partai Nasdem untuk Caleg DPR RI Rp 850 Juta

Nasional
Jampidsus Dilaporkan Dugaan Korupsi, Ketua KPK: Semua Aduan Ditangani dengan Prosedur Sama

Jampidsus Dilaporkan Dugaan Korupsi, Ketua KPK: Semua Aduan Ditangani dengan Prosedur Sama

Nasional
Kalah di Putusan Sela, KPK Akan Bebaskan Lagi Hakim Agung Gazalba Saleh

Kalah di Putusan Sela, KPK Akan Bebaskan Lagi Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Megawati Kritik Revisi UU MK, PDI-P Pertimbangkan Layangkan Nota Keberatan Saat Paripurna DPR

Megawati Kritik Revisi UU MK, PDI-P Pertimbangkan Layangkan Nota Keberatan Saat Paripurna DPR

Nasional
Ingatkan Kader PDI-P, Megawati: Yang tidak Bekerja untuk Rakyat, 'Out'

Ingatkan Kader PDI-P, Megawati: Yang tidak Bekerja untuk Rakyat, "Out"

Nasional
Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, Menko Polhukam: Mungkin Berita Itu Simpang Siur

Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, Menko Polhukam: Mungkin Berita Itu Simpang Siur

Nasional
Khawatir Ancaman, Dua Saksi Kasus SYL Dapat Perlindungan dari LPSK

Khawatir Ancaman, Dua Saksi Kasus SYL Dapat Perlindungan dari LPSK

Nasional
Nadiem Sebut Kenaikan UKT Mencemaskan

Nadiem Sebut Kenaikan UKT Mencemaskan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Menang di Putusan Sela, Nawawi Tunggu Laporan Jaksa KPK

Hakim Agung Gazalba Saleh Menang di Putusan Sela, Nawawi Tunggu Laporan Jaksa KPK

Nasional
Jokowi Sebut Birokrasi Efektif Harus Memudahkan dan Memuaskan Masyarakat

Jokowi Sebut Birokrasi Efektif Harus Memudahkan dan Memuaskan Masyarakat

Nasional
Menpan RB Sebut Gibran Bakal Lanjutkan Program 'INA Digital' Jokowi

Menpan RB Sebut Gibran Bakal Lanjutkan Program "INA Digital" Jokowi

Nasional
Komisi III Akan Panggil Kapolri dan Jaksa Agung untuk Klarifikasi Isu Penguntitan

Komisi III Akan Panggil Kapolri dan Jaksa Agung untuk Klarifikasi Isu Penguntitan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com