Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPI Turki: Kondisi Istanbul Stabil dan Kondusif Pasca-Ledakan Bom

Kompas.com - 08/06/2016, 10:52 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Turki mengabarkan, kondisi Turki khususnya Istanbul, saat ini stabil dan kondusif pasca-ledakan di dekat stasiun metro Vezneciler, Kawasan Beyazit.

Ledakan yang menewaskan 11 orang itu terjadi sekitar pukul 08.50 waktu setempat, Selasa (7/6/2016) kemarin.

Ketua Umum PPI Turki, Azwir Nazar mengatakan, beberapa jam setelah ledakan pihak Kepolisian Turki langsung mensterilkan lokasi kejadian untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

"Saat ini kondisi Turki, khususnya Istanbul relatif stabil dan kondusif. Beberapa jam setelah ledakan polisi langsung mensterilkan lokasi," ujar Azwir saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/6/2016).

Azwir menceritakan, suara ledakan terdengar cukup jauh hingga radius lebih 2 kilometer dan mengakibatkan kaca dan bangunan sekitar rusak parah.

Azwir Nazar Ledakan bom di Istanbul, Turki pada Selasa (7/6/2016) kemarin membuat kaca bangunan kampus Fakultas Sains (Fen) Istanbul University pecah.
Kerusakan itu termasuk gedung kampus Fakultas Sains (Fen) Istanbul University yang terletak di depan stasiun Metro Vezneciler bawah tanah.

Ledakan tersebut mengakibatkan seorang pelajar Indonesia bernama Azwar Abadi Arsyad, mahasiswa Istanbul University Jurusan Fisika menderita luka ringan.

Azwar menderita luka di kepala akibat plafon ruangan kelasnya ambruk karena getaran bom. (Baca: 

Sementara itu melalui keterangan tertulisnya, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul mengatakan akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas terkait di Turki.

KJRI juga mengimbau WNI yang berada di Turki untuk menghindari pusat-pusat keramaian yang dapat menjadi target.

Sedangkan WNI yang akan berpergian ke wilayah tersebut diharapkan dapat memperhatikan perkembangan situasi.

Saat ini terdapat sekitar 708 orang WNI berdomisili di Istanbul, sebagian besar adalah mahasiswa atau WNI yang telah memiliki pekerjaan tetap di Turki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com