NUSA DUA, KOMPAS.com - Sidang Paripurna Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar kembali dilanjutkan Senin (16/5/2016) sekitar pukul 10.15 Wita, di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali.
Agenda pagi ini untuk melanjutkan pandangan umum dari Dewan Pimpinan Daerah dan Ormas Golkar tentang laporan pertanggungjawaban dari Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
(baca: Bahas Tatib, Munaslub Golkar Ricuh)
Suasana panas kembali terjadi di awal acara. Kali ini, mereka berdebat soal boleh tidaknya menyebutkan nama salah satu calon ketua umum dalam sidang.
Sebagian DPD dan Ormas menganggap, boleh menyebutkan nama dalam pandangan umum. Namun, sebagian lainnya menolak.
Akhirnya, ketua sidang Munaslub Nurdin Halid tak melarang penyebutan nama itu. (baca: Golkar Mencari yang Mustahil)
"Saya hanya bisa mengimbau sebaiknya tidak menyebutkan nama. Tapi saya tak bisa melarang karena ini negara demokratis," kata Nurdin Halid menengahi perdebatan peserta.
Salah satu bakal calon ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelumnya sudah mengkhawatirkan adanya penyebutan satu nama calon saat pandangan umum.
Dia menilai, penyebutan nama calon dalam pemandangan umum bisa mempengaruhi peserta lain dan akhirnya akan berujung aklamasi dengan musyawarah mufakat.
(baca: Setya Novanto: Mohon Maaf, Saya Kemarin Agak "Ngantuk")
"Ini yang jadi pegangan untuk diawasi publik sehingga tidak ada skenario aklamasi," ujar Airlangga.