JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo memilih untuk menyelesaikan secara damai daripada menuntut balik Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ke jalur hukum terkait aksi anarkistis saat unjuk rasa di depan Gedung KPK.
"Dari demo (anarkistis) kemarin mestinya kami bisa menempuh jalur hukum. Tapi masa kami berantem gara-gara itu," kata Agus di Jakarta, Kamis (12/5/2015).
Menurut Agus, pihaknya masih membahas soal desakan HMI agar Saut Situmorang mundur dari jabatan Wakil Ketua KPK.
(baca: Demo di Gedung KPK Anarkistis, Ini Tanggapan PB HMI)
Menurut dia, saat ini KPK sedang mencari tahu apakah ada pelanggaran etika yang dilakukan Saut.
"Kita sedang pulbaket (pengumpulan bahan keterangan), artinya mencoba mencari tahu apakah memang ada etika yang dilanggar," ujarnya.
(baca: Fahmi Idris: Tuntutan HMI Tak Akan Berhenti sampai Saut Mundur dari KPK)
"Dari hasil pulbuket itu akan kami tentukan apa perlu dibentuk komisi etik atau tidak," tambah dia.
Massa dari HMI sebelumnya melakukan aksi anarkistis saat memprotes pernyataan Saut. Kader HMI membuat beberapa fasilitas umum seperti tempat sampah dan bangku taman di depan gedung KPK rusak.
(baca: Aksi Ricuh Tentang Saut Situmorang, HMI Rusak Fasilitas Umum dan Papan KPK)
Massa juga mencoret-coret gedung KPK bertuliskan "Saut Situmorang Harus Dipecat". Bukan hanya itu, massa aksi juga menuntut dengan mencoret-coret "Tangkap Saut Situmorang".
Saut sebelumnya meminta maaf kepada keluarga besar HMI. Ia mengaku tidak bermaksud menyinggung HMI maupun lembaga lainnya.
Saut merasa ada kesalahpahaman atau persepsi atas pernyataannya. (Baca: Saut Situmorang Minta Maaf kepada Keluarga Besar HMI)
Dalam diskusi di salah satu televisi swasta, Saud mengatakan," ... karakter integritas bangsa ini sangat rapuh. Orang yang baik di negara ini jadi jahat ketika dia sudah menjabat. Lihat saja tokoh-tokoh politik, itu orang-orang pintar, orang-orang cerdas..."
"Saya selalu bilang, kalau di HMI dia minimal ikut LK 1. Lulus itu dia anak-anak mahasiswa, pintar. Tetapi, begitu menjabat, dia jadi jahat, curang, ini karena apa? Karena saya bilang sistem belum jalan. Artinya apa? Adapun peraturan-peraturan itu tidak pernah kita jalankan...," kata dia.