Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejagung Masih Rahasiakan Waktu Eksekusi Mati Tahap Ketiga

Kompas.com - 09/05/2016, 19:19 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Noor Rochmad mengaku waktu pelaksanaan eksekusi mati tahap ketiga belum ditentukan. Padahal, sejumlah persiapan telah dilakukan.

"Pokoknya waktunya tinggal lihat nanti. Kalau eksekusi mati itu kan tidak gampang, harus semua hak-hak nya terpenuhi semua," ujar Rochmad di kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (9/5/2016).

Rochmad mengakui bahwa ada beberapa terpidana yang mulai dipindahkan ke Nusakambangan. Pemindahan itu memang sudah dikoordinasikan dengan lembaga pemasyarakatan terkait.

"Secara teknis memang sudah siap," kata Rochman.

Anggaran untuk eksekusi mati pun sudah dipersiapkan untuk tahun ini. Namun, lagi-lagi Rochmad memastikan bahwa Kejagung belum menetapkan hari penting itu.

"Jangan khawatir, nanti diberitahukan. Penentuan hari H belum," kata Rochmad.

Meski belum ada kepastian kapan eksekusi terpidana mati jilid III dilakukan, namun sejumlah persiapan sudah dilakukan di Lapas Batu Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Jaksa Agung M Prasetyo sebelumnya mengaku bahwa dirinya tinggal menentukan kapan hari pelaksanaan eksekusi mati tahap ketiga.

Namun, ia tidak menyebutkan apa faktor yang mengganjal eksekusi. Prasetyo juga tidak mengungkap saat ditanya soal jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi.

Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan bahwa pihaknya sudah siap apabila ada permintaan dari Kejaksaan Agung untuk melakukan eksekusi hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba.

Pasukan eksekutor Polri sudah disiagakan dan menjalani proses latihan kendati belum ada jadwal pasti mengenai pelaksanaan eksekusi hukuman mati.

Saat ini Polri hanya tinggal menunggu perintah dari Kejaksaan Agung. Pengerahan jumlah personel eksekutor tergantung dari permintaan Kejaksaan Agung.

Kompas TV Jelang Eksekusi Mati, Sejumlah Sel Dibangun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com