JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota tim sukses Setya Novanto, Roem Kono tak sepakat soal dugaan adanya "tangan kotor" yang bermain di dalam Partai Golkar. Dugaan tersebut muncul setelah bakal calon ketua umum Partai Golkar, Ade Komarudin, menemui Tommy Soeharto, Kamis (28/4/2016) malam.
"Tidak ada tangan kotor itu. Yang tidak boleh itu, berpolitik secara internal," kata Roem di Kompleks Parlemen, Jumat (29/4/2016).
Berpolitik secara internal, menurut dia, yaitu melakukan sebuah upaya untuk menjatuhkan nama baik kader lain di dalam partai.
Bagi dia, perbuatan seperti itu bertentangan dengan semangat Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang bertujuan sebagai ajang rekonsiliasi secara menyeluruh.
"Jadi, tidak ada yang punya tangan kotor di sini. Siapa yang dimaksud (Ade dan Tommy) saya tidak mengerti," ujarnya.
Tim sukses Ade, Bambang Soesatyo sebelumnya mengaku, dalam pertemuan tadi malam Tommy bersedia memberikan dukungan kepada Ade yang akan maju saat Munaslub. Menurut dia, ada sejumlah kesepakatan yang diambil oleh mereka.
(Baca: Jelang Munaslub Golkar, Ade Komarudin Temui Tommy Soeharto)
"Keduanya bersepakat bahwa PG yang menjadi legacy dari HM Soeharto harus dikembalikan pada roh dan jati dirinya sebagai partai yang memiliki ideologi karya kekaryaan yang kuat, jauh dari praktik-praktik premanisme dan materialistik dalam kepengelolaannya," kata Bambang dalam pesan singkatnya, Jumat (29/4/2016).
Selain itu, ia menambahkan, Tommy juga berharap agar Munaslub menjadi ajang regenerasi dan pembaharuan guna meningkatkan ideologi kekaryaan seluruh kadernya.
Semangat tersebut akan menjadi kunci untuk mengembalikan kekuatan Golkar di kancah perpolitikan nasional.
"Mereka berdua sepakat akan bersama-sama menyelamatkan Golkar dari tangan-tangan kotor yang telah menjerumuskan Partai Golkar dalam perpecahan dan keterpurukan," ujar dia.