Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan WNI di Sydney, Kemenlu Fasilitasi Keluarga Korban

Kompas.com - 11/04/2016, 18:10 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi membenarkan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney telah menerima informasi mengenai ditemukannya jenazah seorang warga negara Indonesia pada Jumat (8/4/2016) lalu.

Sejak menerima informasi tersebut, kata Retno, KBRI Canberra dan KJRI Sydney secara terus-menerus melakukan komunikasi dengan otoritas Australia untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai tindakan kriminal tersebut.

Kasus tersebut saat ini tengah ditangani oleh Kantor Polisi Burwood.

"KJRI juga sudah melakukan pertemuan dengan pihak keluarga," ujar Retno dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).

Dari komunikasi terakhir yang dilakukan Retno dengan KJRI di Sydney pada pukul 11.15 WIB, telah diperoleh sejumlah informasi.

Pertama, tim KJRI dan atase polisi KBRI Canberra telah mendampingi keluarga untuk melakukan pertemuan dengan Kepolisian Burwoon pagi ini.

"Pertemuan yang berlangsung satu jam sudah selesai dan saat ini keluarga sedang diantar kembali ke rumah," kata Retno.

Kedua, proses post mortem juga akan segera dilakukan. Sesuai permintaan keluarga, KJRI Sydney telah memfasilitasi kedatangan korban, yaitu adik dari ayah korban. Retno menambahkan, almarhumah juga telah mengganti paspor Indonesia-nya sebanyak dua kali.

Kompas TV Seorang WNI Dibunuh di Australia


"Pada 2008 dan pada 2012. Almarhumah saat ini adalah pemegang permanent residence Australia," ujar Retno.

Sebelumnya, seorang WNI, Miming Listiyani, diduga menjadi korban pembunuhan di Australia. Sejumlah ucapan dukacita disampaikan netizen melalui akun instagram korban.

Kepolisan New South Wales telah menetapkan seorang tersangka, yakni Khanh Thanh Ly. Kementerian Luar Negeri menyatakan, proses investigasi terus dilakukan pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com