Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Kubu Romahurmuzy Tak Ikuti Instruksi Suryadharma Ali soal Majelis Islah

Kompas.com - 02/03/2016, 18:22 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali pada 25 Februari lalu mengeluarkan surat perihal pembentukan Majelis Islah PPP.

Ketua DPP PPP Muktamar Bandung Epyardi Asda menuturkan, Majelis Islah tersebut dibentuk agar islah PPP tercapai. Pimpinan kedua kubu pun diminta untuk mengirimkan masing-masing lima nama.

Namun, kubu PPP hasil Muktamar Jakarta pimpinan M. Romahurmuzy tidak mengikuti instruksi Suryadharma itu. Hingga akhirnya, Suryadharma mengeluarkan surat pembentukan itu.

"Tugas majelis islah adalah untuk bermusyawarah dan berdiskusi guna menyelamatkan partai ini lewat islah dalam bentuk yang seutuh-utuhnya," ujar Epyardi di Kantor DPP PPP Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

(Baca: Suryadharma Ali Bentuk Majelis Islah PPP)

Surat tersebut ditulis menyusul adanya Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM yang mengaktifkan DPP PPP hasil Muktamar Bandung. Karena kepengurusan Muktamar Bandung kembali disahkan, maka terdapat tiga Ketua Umum.

Oleh karena itu, majelis islah diusahakan terdiri dari lima orang perwakilan masing-masing kepengurusan, termasuk kepengurusan Bandung. Adapun, batas pengiriman nama-nama anggota yang ditentukan dalam surat tersebut adalah 27 Februari 2016.

Namun, hingga tanggal tersebut hanya kubu Jakarta yang mengumpulkan nama. Kemudian, Suryadharma memberikan surat kedua yang isi dan tujuannya sama, yaitu agar kubu Surabaya yang dipimpin Romahurmuziy mengirimkan nama-nama untuk majelis islah. Dengan batas pengumpulan nama 1 Maret 2016.

(Baca: Muktamar PPP Paling Lambat April 2016)

Sementara itu politisi PPP Fernita Darwis mengatakan, hingga hari ini kubu Romi belum juga menyerahkan nama. Sehingga, Suryadharma mengeluarkan Surat Keputusan Majelis Islah pertanggal 2 Maret 2016 hari ini tentang pembentukan majelis islah PPP.

"Waktu berlakunya 30 hri terhitung dari waktu diterbitkannya surat ini. Oleh karena itu majelis islah akan bekerja intens," kata Fernita.

"Walaupun kami (Jakarta) dimenangkan dengan keputusan in kracht, tapi kami tetap mengedepankan islah," ujarnya.

(Baca: Luhut: Karier Politik Ratusan Kader PPP Bisa Habis karena Pertikaian Elite)

Ketua Majelis Islah adalah Suryadharma Ali. Dengan sepuluh anggota, yaitu Epyardi Asda, Humphrey R. Djemat, Nukman Abdul Halim, Wardatul Asriah, dan Fernita Darwis mewakili kubu Jakarta. Sedangkan Habil Marati, Djafar Alkatiri, Syahrial Agamas, Ratieh Sanggarwaty, dan Wafi Maemon Zubair sebagai perwakilan muktamar Bandung.

Adapun penasehat majelis islah adalah Maemoen Zubair, Tosari Widjaya, Yudp Paripurno, Ramly Nurhapy, Tamam Achda, Thahir Saimana, dan Lukman Hakim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com