Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Minta Revisi UU KPK Jangan Diperumit

Kompas.com - 21/02/2016, 19:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto  Y. Thohari menegaskan, pihaknya menolak revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. UU yang ada saat ini dianggap sudah cukup baik untuk membantu KPK dalam memberantas praktik korupsi.

"Jadi dari pemberantasan sampai pencegahan sudah sempurna. Indonesia belum pernah mengalami kesempurnaan UU sampai saat ini," kata Hajriyanto saat diskusi bertajuk "Tokoh Lintas Agama: Misi Kerukunan Agama untuk Lawan Korupsi" di Jakarta, Minggu (21/2/2016).

Pemerintah dan DPR sebelumnya telah sepakat agar revisi UU KPK masuk ke dalam prioritas Program Legislasi Nasional 2016. Menurut dia, jika memang pemerintah hingga kini masih gamang untuk merevisi UU tersebut sebaiknya segera bersikap.

Ia mengatakan, usulan revisi UU bisa datang dari pemerintah maupun DPR. Meski demikian, di dalam pembahasannya, persetujuan revisi terhadap UU haruslah mendapatkan persetujuan bersama.

"Jadi jangan diperumit lah. Kalau salah satu pihak tidak menyatakan setuju, selesai," kata dia.

Politisi Partai Golkar itu justru curiga, jika polemik pembahasan revisi UU KPK itu justru sengaja diciptakan untuk menyembunyikan agenda politik lainnya.

Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah untuk segera memberikan kepastian sikap atas revisi yang hendak dilakukan.

"Jangan membuat polemik setiap hari. Kalau setuju bilang, kalau tidak bilang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com