Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kemenpan-RB Akan Terus Lakukan Evaluasi Kinerja Kementerian

Kompas.com - 13/01/2016, 18:01 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Herman Suryatman menjelaskan, birokrasi di Indonesia masih dipandang kurang efektif dan efisien.

Karena itu, menurut Herman, evaluasi kementerian perlu terus dilakukan sebagai indikator birokrasi pemerintahan.

Saat ini, lanjut Herman, Indonesia masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand dalam peringkat Indeks Daya Saing yang dilansir World Economic Forum.

Alasan dari ketertinggalan tersebut, kata dia, adalah karena korupsi dan birokrasi pemerintahan yang dinilai masih kurang efektif.

"Salah satu indikatornya adalah indeks efektivitas birokrasi pemerintahan. Itu indeksnya 0,01 dalam skala -2,5 sampai 2,5," papar Herman dalam sebuah acara diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016).

Padahal, Herman menambahkan, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010, birokrasi pemerintahan Indonesia dikehendaki dapat mencapai kelas dunia. Sehingga diperlukan sebuah lompatan pemerintahan untuk mencapainya.

"Melalui akuntabilitas kinerja kita evaluasi. Jadi ketahuan potret kita, resolusinya seperti apa, baru menentukan treatment ke depan," ujar Herman.

Transparansi

Sementara itu, Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto, menilai wajar jika hasil evaluasi kinerja kementerian dan lembaga dibuka ke publik.

Menurut dia, publik memang seharusnya dapat mengakses informasi kementerian dan lembaga pemerintahan mulai dari perencanaan hingga capaian program-program kementerian secara transparan.

"Yang paling penting adalah pada clear-nya proses peran-peran yang dilakukan birokrasi, termasuk Kemenpan-RB saat merilis hasil evaluasi akuntabilitas kementerian," kata Gun Gun.

Hasil evaluasi tersebut, menurut Gun Gun juga untuk mengontrol kinerja pemerintahan agar sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 yang menyebutkan tentang keharusan pemerintahan yang bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

"Itu amanat Undang-Undang," ujarnya.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN dan RB) Yuddy Chrisnandi pada Desember lalu menerbitkan rapor akuntabilitas kinerja kementerian dan lembaga. 

Dari 86 kementerian dan lembaga yang dinilai, Kejaksaan Agung menduduki posisi terakhir dengan predikat CC.

Adapun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dipimpin Siti Nurbaya menduduki peringkat ke-46. Sementara Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang dipimpin Ferry Mursyidan Baldan menduduki peringkat ke-55.

Sejumlah pihak mengkritik langkah Yuddy dalam merilis evaluasi akuntabilitas kementerian dan lembaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Nasional
Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Nasional
Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Nasional
Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Nasional
Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Nasional
Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Nasional
Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com