Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Senyap Teten Masduki, "Koki Dapur Presiden"

Kompas.com - 13/12/2015, 18:06 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bunyi kerja Kantor Staf Kepresidenan (KSP) semenjak diketuai Teten Masduki tak senyaring ketika Luhut Binsar Pandjaitan mengepalainya.

Bila masih ingat, saking nyaringnya bunyi KSP era Luhut, Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat beberapa kali melayangkan kritik keras lantaran dianggap terlalu memiliki kewenangan yang besar di pemerintahan.

Tapi bunyi itu kini berganti jadi senyap. Teten sendiri mengakui hal itu meski ia tak setuju bila lembaga yang dipimpinnya itu kini lebih banyak menganggur alias tidak bekerja.

"Ada perubahan fungsi KSP sedikit senyap bukan enggak ada pekerjaan. Kami hampir kewalahan banyak yang disampaikan presiden kepada kami," ujar Teten yang juga mantan aktivis anti korupsi itu di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Minggu (13/12/2015).

Pria yang sempat menjadi guru itu punya istilah sendiri untuk menggambarkan fungsi KSP saat ini. Katanya, seperti "Koki Dapur Pemikiran Presiden Jokowi".

Selain memantau, memonitoring program prioritas, dan mengusahakan penyelesaian masalah, kini KSP juga memiliki tugas memberikan penilaian kinerja menteri dan melaporkannya kepada Presiden Jokowi.

Namun, dia mengatakan tak membuat rapot merah kinerja menteri yang langsung dilemparkan ke publik.

Menurut Teten, dengan adanya laporan maka Presiden Jokowi bisa memberikan arahan atau mengevaluasi langsung kinerja menterinya.

Tidak ribut, tidak banyak omong

Selain itu, kini KSP juga berfungsi memastikan janji-janji politik Presiden dan Wapres selama kampanye masuk ke dalam program-program kementerian.

Menurut dia, janji politik tak boleh hanya menjadi slogan berupa nawacita saja tapi juga harus terealisasi.

Itulah fungsi KSP, menurut Teten, sebagai koki dapur pemikiran Presiden Jokowi. Lembaga ini menyiapkan banyak hal untuk kebijakan strategis Presiden dalam menjalankan pemerintahan.

"Di dapur itu tidak ribut, tidak banyak omong, cuma seorang koki. Jadi perlu diketahui jangan ada anggapan sekarang kok sepi. Tapi itulah yang dikehendaki saat ini," ucap Teten.

Saat ini tutur dia, ada 100 program prioritas kementerian dan lembaga yang dimonitor oleh KSP. Sedangkan untuk tahun depan, tugas itu akan semakin besar lantaran harus memonitor 360 program.

Namun, KSP tak akan bekerja sendiri, sebab ada juga bantuan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Kalau ada sumbatan-sumbatan (pada program prioritas), kami mencari solusi bottlenecking. Presiden bisa membawa masalah di rapat kabinet. Bisa memanggil menterinya," kata pria yang sempat maju sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Barat pada tahun 2013 silam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com