JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa dirinya tidak pernah secara khusus berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan terkait kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto kepada PT Freeport Indonesia.
"Tidak ada, tidak ada komunikasi khusus (dengan Luhut) tentang ini," kata Kalla, di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (2/11/2015).
Berdasarkan transkrip rekaman yang beredar, nama Luhut cukup banyak disebut dalam pembicaraan antara Setya, dengan pengusaha Riza Chalid, dan Direktur Utama PT Freeport Indonesia Maruf Syamsuddin.
Namun, Luhut berulang kali membantah dirinya terlibat.
Luhut bahkan menyatakan bahwa langkah Sudirman melaporkan Setya ke Mahkamah Kehormatan Dewan tanpa restu Presiden Jokowi.
Pernyataan Luhut mengenai itu dibantah oleh Kalla. Kalla menegaskan bahwa Sudirman telah melaporkan masalah pencatutan nama kepada Presiden dan kepadanya.
"Bahwa dia (Sudirman) melapor ke Presiden dengan saya. (Melapor) Presiden Jumat, saya Sabtu. Setelah Presiden baru sama saya," ucap Kalla.
Kalla juga menyatakan bahwa dirinya sebagai tokoh senior Golkar tidak pernah berkomunikasi dengan Fraksi Golkar di DPR mengenai masalah pencatutan nama.
Sebagaimana diketahui, Fraksi Partai Golkar berusaha membela Setya dalam masalah ini.
"Tidak, untuk urusan ini tidak pernah (berkomunikasi dengan Fraksi Golkar)," ungkapnya.
Kalla mendukung langkah Sudirman melaporkan kasus pencatutan nama kepada MKD. Menurut Kalla, Sudirman akan salah jika menemukan pelanggaran tapi tidak melaporkannya.
Selanjutnya, Kalla tidak ingin mengintervensi proses sidang etik yang berlangsung di MKD.
Ia hanya memastikan bahwa proses renegosiasi dengan Freeport tidak semudah yang dijanjikan para pencatut namanya.
"Saya kira mungkin ngomong menjanjikan, tapi pelaksanaannya tidak mudah juga. Pokoknya kita dengar sajalah, saya tidak bisa ikutan," tutur Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.