JAKARTA, KOMPAS.com — Mayoritas masyarakat Indonesia khawatir aksi terorisme yang terjadi di Paris, Perancis, Jumat (13/11/2015), dapat merembet hingga ke Indonesia.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dalam hasil surveinya menemukan sejumlah alasan yang mendasari kekhawatiran itu.
Peneliti LSI, Fitri Hari, dalam pemaparannya di kantor LSI, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2015), mengatakan bahwa dari 600 responden, 86,11 persen di antaranya mengaku khawatir jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dapat menjadikan Indonesia sebagai target serangan berikutnya.
Hal itu dilatarbelakangi fakta bahwa jaringan ISIS sudah sampai ke Indonesia. Ini terlihat dari berbagai pemberitaan di media massa mengenai pengungkapan jaringan tersebut.
Selain itu, sebelum ISIS terbentuk, aksi teror juga sudah kerap terjadi di Tanah Air.
Pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini juga telah menyebabkan banyak orang jatuh miskin.
Menurut Fitri, dari kasus yang terungkap selama ini, mayoritas pelaku teror diketahui adalah mereka yang kesulitan secara ekonomi.
"Ada 83,78 persen responden yang percaya, kondisi ekonomi memengaruhi aksi teror," kata Fitri.
Meluasnya radikalisme dan sektarian juga dipercaya dapat menumbuhkan bibit-bibit terorisme.
Di Indonesia, radikalisme dan sektarian adalah dua hal yang tengah berkembang sehingga masyarakat khawatir terhadap eskalasi aksi teror di Tanah Air.
"Ada 59,62 persen yang percaya, radikalisme dan sektarian bisa memengaruhi," kata Fitri.
Survei LSI itu dilaksanakan pada 15-17 November lalu terhadap 600 responden yang tersebar di tujuh kota besar, termasuk di Jakarta, Denpasar, dan Medan.
Fitri mengatakan, dari hasil survei LSI juga diketahui, responden yang mengkhawatirkan aksi teror di Indonesia tersebut memiliki latar belakang yang sangat beragam, mulai dari mereka yang berpendidikan tinggi hingga rendah, serta mereka yang berlatar belakang ekonomi menengah ke atas hingga rendah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, mayoritas dari mereka yang mengkhawatirkan aksi teror itu adalah laki-laki yang berada di kota besar yang lebih mudah mengakses informasi.
(Nurmulia Rekso Purnomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.