BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz, mengatakan bahwa PPP merupakan partai islam yang menjunjung persatuan. Tidak semestinya PPP terpecah belah seperti yang terjadi saat ini.
Menurut Djan, dualisme kepemimpinan yang terjadi di partai berlambang kabah itu tidak akan terjadi tanpa sebab. Djan menduga kuat, masalah ini terjadi karena ada pihak tertentu yang berniat mengacak-acak PPP.
"Saya melihat ada pihak luar yang ingin mengacak-acak, mengacaukan PPP, untuk kepentingan mereka sendiri," ujar Djan, di Bandung, Jawa Barat, Minggu, (8/11/2015).
Ketika ditanya, pihak mana yang menginginkan PPP terbelah, Djan tidak memberikan jawaban.
"Siapa pihaknya? siapa pihaknya?! tanya diri kamu sendiri!," kata Djan.
Djan mengatakan, PPP merupakan partai yang mendukung kemajuan bangsa dan negara. Sebagai partai berbasis Islam, PPP juga akan berdiri paling depan untuk menyuarakan aspirasi umat Islam.
Djan pun mengaitkan konflik PPP akibat statusnya sebagai partai yang melawan kemaksiatan.
"Mereka ingin PPP lemah. Ketika PPP terpuruk, mereka gencar menyebarkan kemaksiatan, miras beredar di mana-mana dan negara semakin genting," kata mantan Menteri Perumahan Rakyat itu.
Djan pun mengaku sedih karena negara dihadapkan dengan banyak persoalan dan berbagai konflik di segala bidang, terutama di bidang keagamaan. Apalagi PPP hanya diam dan menonton, karena tidak bisa berbuat apa-apa.
"Saya sedih, PPP tidak bisa apa-apa, saya sedih PPP hanya menonton. Harusnya PPP ada di situ," tutur Djan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.