Oleh: Dwi Erianto
JAKARTA, KOMPAS - Pertengahan pekan lalu, gelombang kepulangan jemaah haji mulai memenuhi sejumlah bandar udara internasional di Tanah Air. Pekan ini, puluhan ribu anggota jemaah haji Indonesia sudah kembali berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Meski beberapa musibah terjadi sepanjang pelaksanaan haji tahun 2015, secara umum penyelenggaraan haji oleh Pemerintah Indonesia terbilang lebih baik dari waktu sebelumnya.
Pelaksanaan haji 1436 Hijriah di Tanah Suci diselimuti beberapa tragedi. Sejumlah musibah merundung musim haji tahun ini, mulai dari badai pasir yang melanda tempat pelaksanaan ibadah haji, jatuhnya mesin derek (crane) di Masjidil Haram, kebakaran pemondokan haji, hingga tragedi Mina yang mengakibatkan ribuan anggota jemaah haji tewas. Keprihatinan terhadap serangkaian musibah tersebut di sisi lain mendorong langkah positif bagi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kinerja penanganan jemaah haji dalam kondisi krisis.
Hal itu tidak lepas dari sejumlah langkah pemerintah dalam meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, pemerintah melakukan tiga tugas terkait pelaksanaan ibadah haji, yaitu perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada jemaah Indonesia pada setiap musim penyelenggaraan ibadah haji.
Terkait dengan tugas tersebut, ada tiga hal yang selalu disorot selama penyelenggaraan haji. Pertama, biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH); kedua masalah transportasi; dan ketiga terkait aspek pemondokan, termasuk akomodasi selama di Arab Saudi. Tiga hal itu sekaligus menjadi patokan utama sukses atau tidaknya penyelenggaraan haji di negeri ini.
Terkait ongkos naik haji, BPIH tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu berkat upaya pemerintah melalui Kementerian Agama yang menindaklanjuti rekomendasi pelaksanaan ibadah haji tahun sebelumnya terkait penurunan BPIH.
Tahun ini, BPIH berhasil diturunkan sampai 15,6 persen, dari 3.219 dollar AS atau sekitar Rp 45 juta menjadi 2.717 dollar AS atau sekitar Rp 38 juta. ONH itu termurah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, ONH di Indonesia terbilang lebih mahal dibandingkan dengan negeri jiran seperti Malaysia.
Layanan jemaah haji
Dari sisi layanan transportasi, pada musim haji tahun ini tidak ada lagi jemaah yang mendarat di Jeddah seperti tahun-tahun sebelumnya. Semua penerbangan dari Indonesia mendarat di Madinah, terutama untuk gelombang pertama.
content
Hal itu untuk mempersingkat waktu tempuh selama 6 hingga 8 jam sehingga jemaah tidak kelelahan di perjalanan. Selain itu, Kementerian Agama juga menyediakan bus yang mengantarkan jemaah dari pemondokan hingga ke Masjidil Haram yang beroperasi 24 jam. Sopir-sopir bus tersebut juga berasal dari Indonesia sehingga memudahkan para jemaah untuk berinteraksi.