JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengakui bahwa pemadaman titik api di kawasan Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, tergolong lambat. Untuk itu, BNPB akan mengintensifkan pemadaman api di daerah tersebut dengan meminta penambahan personel TNI/Polri dan penambahan helikopter untuk pengeboman air melalui udara.
"Dari citra satelit yang kami amati dalam dua hari terakhir, yang pertama di Sumsel, khususnya di Ogan Komering Ilir (OKI), pemadamannya lambat sekali," kata Kepala Willem Rampangile dalam jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Selain di kawasan OKI, BNPB akan mengintensifkan pemadaman pada titik api baru yang muncul di Kalimantan Timur. Menurut Willem, pemadaman titik api di kawasan OKI tergolong lambat karena lapisan gambut di kawasan tersebut yang cenderung tebal dan berada di dalam. Di samping itu, pasukan yang dikerahkan untuk pemadaman di OKI tersebut masih kurang.
"Cepat atau lambatnya pemadaman itu ada parameter yang menentukannya, pertama kelatenan kebakaran itu sendiri, memadamkan api di lahan gambut perlu teknik tertentu. Kita lihat bagaimana kekuatan dan kemampuan kita. Di OKI, cenderung lambat karena lahan gambut di sana terlalu dalam sehingga pemadaman kebakaran dengan kekuatan kita imbang-imbang saja," kata Willem.
Ia juga menyampaikan bahwa helikopter yang disiagakan untuk membantu pemadaman titik api dari udara cenderung sulit terbang karena asap tebal. Helikopter selanjutnya diarahkan untuk terbang dari arah selatan titik api yang berseberangan dengan arah angin.
"Itu istilahnya di bawah angin karena asap cenderung ke utara, maka kita siapkan dari selatan," ucap Willem.
Ia berharap penambahan pasukan yang membantu pemadaman asap bisa mempercepat proses pemadaman. BNPB akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk TNI/Kepolisian, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Berdasakan data citra satelit BNPB hingga pukul 08.00 tadi, ada 502 titik api di Sumatera. Rinciannya, sebanyak 466 di Sumsel, 17 di Jambi, 8 di Lampung, 6 di Sumbar, 3 di Bangka Belitung, dan 2 di Riau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.