Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purnawirawan TNI-Polri Dukung Jokowi Tak Minta Maaf soal PKI

Kompas.com - 01/10/2015, 13:47 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Forum Komunikasi Persatuan Purnawirawan TNI-Polri Letjen TNI (Purn) Syaiful Sulun mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa tidak akan ada permintaan maaf kepada PKI.

"Tidak perlu minta maaf. Dia (PKI) yang minta maaf sama kita," kata Syaiful Sulun dalam acara peringatan Kesaktian Pancasila di Jakarta, Kamis (1/10/2015), seperti dikutip Antara.

Menurut Sulun, isu bahwa Presiden akan meminta maaf terhadap PKI digaungkan pihak-pihak penganut ideologi PKI gaya baru. Pihak-pihak itu berusaha memutarbalikkan fakta sejarah dan merusak pola pikir generasi muda.

"Mereka berteriak agar Presiden minta maaf. Yang jadi korban itu siapa, mereka memulai kudeta dengan membunuh jenderal kita, makanya rakyat waktu itu marah," tegas dia.

Sebelumnya beredar isu bahwa Presiden Jokowi akan meminta maaf kepada PKI dalam sebuah acara di Gelora Bung Karno Rabu 30 September 2015.

Jokowi menegaskan tidak akan meminta maaf pada keluarga PKI. Ia menampik rumor yang beredar mengenai rencana pemerintah yang akan meminta maaf pada keluarga PKI. (baca: Jokowi Yakin Pemberontakan seperti PKI Tak Akan Terjadi Lagi)

"Tidak ada pemikiran mengenai minta maaf, sampai detik ini tidak ada pemikiran ke arah itu," ujarnya.

Jokowi meyakini peristiwa pemberontakan seperti yang dilakukan PKI tidak akan terulang di Indonesia. Meski demikian, ia tetap minta semua pihak mewaspadai munculnya pergerakan kelompok seperti itu.

"Jangan sampai ada kurang kewaspadaan, meski saya yakin tidak akan kejadian lagi, dan saya berharap peristiwa G30 S/PKI ini tidak akan terjadi lagi di bumi pertiwi kita," kata Jokowi.

Pada Rabu (30/9/2015), Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan bahwa pihaknya telah mengetahui identitas pelaku penyebar fitnah terhadap Presiden Jokowi. Ia menganggap penyebar fitnah itu sudah sangat meresahkan karena menyebut Jokowi akan meminta maaf pada keluarga PKI. (baca: Istana Sudah Tahu Dalang Penyebar Fitnah Jokowi soal PKI)

Pramono mengungkapkan, penyebar fitnah diketahui berkat kerja sama dengan Polri. Pelaku diduga menyebarkan pesan berantai pada Selasa (29/9/2015), yang menyebutkan adanya agenda pertemuan Jokowi dengan keluarga PKI serta Gerwani di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Saat ini, kata Pramono, belum ada langkah hukum yang akan dilakukan kepada penyebar fitnah tersebut. Langkah hukum baru akan dipertimbangkan jika penyebar fitnah tidak menghentikan perbuatannya. (baca: Identitas Penyebar Isu Jokowi Minta Maaf ke PKI Sudah di Tangan Polisi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com