Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesalahan Menteri Susi Menurut Anggota Komisi IV

Kompas.com - 18/09/2015, 20:17 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan mengkritisi kebijakan yang diterapkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti terkait penggunaan alat penangkap ikan. Alih-alih ingin meningkatkan kesejahteraan, nelayan justru merasakan dampak sebaliknya. Salah satunya dari hasil ekspor ikan dalam negeri ke luar negeri.

"Awal Januari lalu saya berani taruhan bahwa ekspor akan anjlok dan produksi anjlok. Dari data BPS yang kita cek di Kemendag dan KKP itu, volume ekspor ikan kita turun 14 persen," kata Daniel saat menerima audiensi dengan sejumlah nelayan asal Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (18/9/2015).

Tak sampai di situ, Daniel mengaku, juga mengecek langsung ke Thailand, salah satu negara importir tuna kaleng terbesar di dunia. Dari data Bea Cukai Thailand, impor tuna dari Indonesia turun hingga 50 persen. "Termasuk di Amerika dan Jepang yang turun sekitar 60 persen," ujar politisi PKB tersebut.

Daniel pun sempat menyinggung target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Jika mengacu pada APBN 2015, target PNBP KKP sebesar Rp 1,3 triliun. Namun, hingga kini yang tercapai, sebut Daniel, baru sekitar 2,3 persen.

"Minggu lalu, Menteri Susi beralasan karena banyaknya illegal fishing. Selain itu, dia juga beralasan pajak turun karena pembebasan pajak untuk kapal dengan kapasitas 10 GT ke bawah. Ini bohong, karena kapal dengan ukuran itu pajaknya urusan Pemda," ujarnya.

Lebih jauh, menurut Daniel, Susi sempat meminta agar keberhasilannya tak diukur dari sektor pendapatan PNBP, melainkan upayanya dalam membebaskan bea masuk ke Amerika Serikat. Dari hasil pengecekan, ada 28 jenis produk perikanan yang dibebaskan biaya oleh Amerika Serikat bea masuknya.

"Dari 28 jenis itu yang saya cek, nilai ekspor kita hanya 54,7 juta US dollar. Artinya, kita hanya hemat 2,3 juta US dollar. Sementara, kemarin Menteri Susi koar-koar hemat 400 juta US dollar," ujarnya.

Daniel pun meminta, agar Menteri Susi mengevaluasi kebijakannya terhadap nelayan. Jangan sampai kebijakan yang diterapkan justru membuat kesejahteraan nelayan menurun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Nasional
Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Nasional
TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

Nasional
Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Nasional
Ketua DPP PDI-P Kaget Revisi UU Kementerian Negara Dibahas, Khawatir untuk Bagi-bagi Kekuasan

Ketua DPP PDI-P Kaget Revisi UU Kementerian Negara Dibahas, Khawatir untuk Bagi-bagi Kekuasan

Nasional
Anggota DPR-nya Minta KPU Legalkan Politik Uang, PDI-P: Itu Ungkapan Kejengkelan

Anggota DPR-nya Minta KPU Legalkan Politik Uang, PDI-P: Itu Ungkapan Kejengkelan

Nasional
Meski Urus 'Stunting', BKKBN Belum Dilibatkan dalam Program Makan Siang Gratis Prabowo

Meski Urus "Stunting", BKKBN Belum Dilibatkan dalam Program Makan Siang Gratis Prabowo

Nasional
Rakernas PDI-P Bakal Bahas Tiga Topik, Termasuk Posisi Politik terhadap Pemerintahan Prabowo

Rakernas PDI-P Bakal Bahas Tiga Topik, Termasuk Posisi Politik terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Sejumlah Kader PDI-P yang Potensial Diusung dalam Pilkada Jakarta: Ahok, Djarot hingga Andika Perkasa

Sejumlah Kader PDI-P yang Potensial Diusung dalam Pilkada Jakarta: Ahok, Djarot hingga Andika Perkasa

Nasional
Kemenag Ingatkan Jemaah Umrah Indonesia di Arab Saudi Segera Pulang Agar Tak Dideportasi

Kemenag Ingatkan Jemaah Umrah Indonesia di Arab Saudi Segera Pulang Agar Tak Dideportasi

Nasional
Bareskrim Segera Kirim Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang ke Kejaksaan

Bareskrim Segera Kirim Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang ke Kejaksaan

Nasional
Hapus Kelas BPJS, Menkes: Yang Kaya, yang Miskin, Semua Terlayani

Hapus Kelas BPJS, Menkes: Yang Kaya, yang Miskin, Semua Terlayani

Nasional
26.477 Jemaah Haji Indonesia Sudah Berada di Madinah

26.477 Jemaah Haji Indonesia Sudah Berada di Madinah

Nasional
Kejagung Sita Rumah Mewah di Summarecon Serpong terkait Kasus Korupsi Timah

Kejagung Sita Rumah Mewah di Summarecon Serpong terkait Kasus Korupsi Timah

Nasional
Pimpinan Komisi X DPR Setuju 'Study Tour' Dilarang: Kalau ke Tempat Wisata, Itu Namanya 'Healing'

Pimpinan Komisi X DPR Setuju "Study Tour" Dilarang: Kalau ke Tempat Wisata, Itu Namanya "Healing"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com