JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah enggan menanggapi kecaman yang disampaikan Anggota DPR Fraksi PDI-P Adian Napitupulu. Adian mengecam pernyataan Fahri yang menyebut banyak Anggota DPR 'rada-rada beloon' dalam wawancara di salah satu televisi swasta mengenai 7 proyek DPR.
"Saya enggak mau tanggapi. Itu enggak relevan," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Fahri hanya menegaskan bahwa lembaga legislatif sangat membutuhkan fasilitas tambahan. Sebab, DPR kini sudah berkembang jauh dibanding zaman orba dulu, sehingga butuh fasilitas baru. (baca: Tujuh Proyek DPR Akan Habiskan Dana Rp 1,6 Triliun)
"Dari tidak punya staf di zaman Orde Baru, sekarang punya 7 staf, masa enggak ada perubahan set up dari DPR di zaman otoriter menjadi DPR di zaman demokrasi?" kata Fahri.
Fahri membandingkan situasi DPR ini dengan lembaga-lembaga lainnya. Menurut dia, lembaga-lembaga lain tidak pernah mendapatkan kritik dan sorotan saat akan membangun gedung baru.
"Yang lain juga bikin gedung, tuh tinggi. KPK bikin gedung, kompleks sendiri malah, BPK itu lihat dia malah bikin dua tower, bahkan BPK DKI bikin gedung itu tinggi sekali, diorama segala macam, semua bikin. Kenapa kita dianggap ada yang aneh, ini mencurigakan kan?" ucap Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.
Adian sebelumnya mengecam pernyataan Fahri yang dianggapnya merendahkan sesama anggota DPR dan menghina DPR sebagai Iembaga tinggi negara. Bahkan, kata dia, Fahri bisa dikatakan menghina puluhan juta rakyat yang memilih anggota DPR. (baca: Adian Napitupulu Kecam Fahri Hamzah yang Sebut Banyak Anggota DPR Beloon)
"Entah apa maksud Fahri secara terbuka menghina anggota-anggota DPR di hadapan berjuta penonton TV. Entah kepuasan macam apa yang ada di hati Fahri setelah ia merendahkan 559 sejawatnya di DPR," kata Adian di Jakarta.
"Saya harap Mahkamah Kehormatan Dewan tidak membiarkan martabat DPR dan 559 anggotanya direndahkan pimpinannya sendiri karena bagaimana mungkin orang lain menghormati DPR jika pimpinannya sendiri tidak menghargai anggota dan institusi DPR," tambah Adian. (baca: Jika Ada Aduan, MKD Akan Periksa Fahri yang Sebut Banyak Anggota DPR Beloon)
Dalam wawancara di televisi beberapa waktu lalu, Fahri Hamzah mengatakan, dalam tradisi demokrasi, otak anggota Dewan harus diperkuat. Pasalnya, kata dia, anggota Dewan dipilih rakyat bukan karena kecerdasannya, melainkan karena rakyat suka.
"Makanya kadang-kadang banyak orang datang ke DPR ini tidak cerdas, kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada beloon begitu. Akan tetapi, dalam demokrasi, kita menghargai pilihan rakyat. Karena itu, kita memberikan kekuatan kepada otak dari orang-orang yang datang ke gedung ini dengan memberikan mereka staf, dengan memberikan sistem pendukung, pusat kajian, ilmuan, peneliti, dan lain-lain. Itulah cara kerja lembaga demokrasi. Ini tentunya memerlukan fasilitas," kata Fahri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.