Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Dorong Indonesia Jadi Pemain Kunci Saat MEA

Kompas.com - 03/08/2015, 14:02 WIB
Dani Prabowo

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengingatkan agar pemerintah menyiapkan diri sebaik mungkin dalam menghadapi persaingan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Bahkan, Muhammadiyah mendorong agar Indonesia dapat menjadi pemain kunci dalam komunitas yang akan diluncurkan akhir tahun 2015 ini.

"Dengan segera diberlakukannya MEA, maka kita dorong agar Indonesia bisa menjadi pemain kunci di kawasan," kata Din saat membuka Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Lapangan Karebosi Makassar, Senin (3/8/2015).

Din menegaskan, Muhammadiyah siap menjadi mitra pendukung strategis pemerintah dalam mewujudkan hal itu. Sebagai salah satu ormas yang mengedepankan prinsip berkemajuan, menurut dia, sudah menjadi kewajiban Muhammadiyah mendukung setiap program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Muhammadiyah siap memberikan tafsir kontekstual untuk mendukung Indonesia menjadi negara yang maju, adil dan makmur serta bermartabat. Karena dengan Indonesia yang berkemajuan maka eksistensi Indonesia dapat diperhitungkan," ujarnya.

Namun, ia mengingatkan, jika ada program pemerintah yang dianggap meresahkan masyarakat, Muhammadiyah juga siap menjadi kekuatan pengeritik pemerintah.

Muktamar ke-47 Muhammadiyah juga dihadiri dan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Dalam pembukaan tersebut, Jokowi berpesan agar Muhammadiyah melanjutkan misi Islam berkemajuan untuk menjawab tantangan zaman yang kini tengah dihadapi. (Baca: Presiden Ingin Muhammadiyah Jawab Tantangan Zaman)

Selain itu, Jokowi juga mengatakan bahwa Muhammadiyah memiliki kontribusi besar terhadap Indonesia. Salah satu kontribusi tersebut, yakni di dalam dunia pendidikan dan kesehatan. (Baca: Presiden: Kita Hormat dan Berterima Kasih atas Kontribusi Muhammadiyah)

"Bayangkan, berapa ratus ribu bayi anak bangsa ini yang telah lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah atau di klinik-klinik bersalin Aisyiyah," kata Jokowi saat membuka Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi Makassar, Senin (3/8/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com