Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seleksi Tahap Ketiga, Semua Capim KPK Akan Jalani Tiga Jenis Tes

Kompas.com - 14/07/2015, 19:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meloloskan 48 peserta dalam seleksi tahap kedua. Untuk tahap selanjutnya, mereka akan menjalani seleksi profile assessment. (Baca: Ini 48 Capim KPK yang Lolos Seleksi Tahap Kedua)

"Yang ingin kami lihat karakter dari masing-masing, kemudian juga kompetensi dari masing-masing calon. Jadi 48 peserta akan ikuti profile assessment dan kami sudah menunjuk lembaga yang punya kompetensi dalam profile assessment," kata Juru Bicara Pansel KPK Betti S Alisjahbana di Istana Kepresidenan, Selasa (14/7/2015).

Dia mengungkapkan, ada tiga jenis tes dalam seleksi profile assessment, yaitu psikotes, wawancara, dan leaderless group discussion. (Baca: Dari Perwira Tinggi Polri, Politisi, Komisioner KY Tak Lolos Seleksi)

Seleksi ketiga ini akan dilaksanakan pada 27-28 Juli 2015 pukul 07.00 sampai dengan selesai di Pusdiklat Kementerian Kesehatan, Jalan Hang Jebat Raya Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Betti menjelaskan, Pansel KPK masih mengharapkan masukan setiap kandidat dari masyarakat paling lambat 3 Agustus 2015 melalui situs http://capimkpk.setneg.go.id atau melalui surat ke alamat Sekretariat Kementerian Sekretaris Negara, Gedung 1 lantai 2, Jalan Veteran No 18, Jakarta Pusat.

"Masyarakat juga sudah bisa melihat profil calon di situs resmi Setneg," ujar mantan bos IBM Indonesia tersebut.

Selain itu, dalam seleksi tahap ketiga, Pansel juga mulai menggandeng lembaga lain untuk menelusuri rekam jejak. Lembaga yang turut dilibatkan dalam menelusuri rekam jejak adalah KPK, Kepolisian RI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kejaksaan Agung, Badan Intelijen Negara (BIN), organisasi masyarakat sipil, serta Kementerian Keuangan.

Setelah profile assessment, Pansel akan mengumumkan daftar pendek capim KPK pada 12 Agustus 2015. Selanjutnya adalah tes kesehatan pada 18 Agustus dan wawancara pada 24-27 Agustus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com