JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menyadari bahwa kerap ada jarak antara Polri dan masyarakat. Menurut dia, hal tersebut karena kurangnya komunikasi yang baik dari Polri kepada masyarakat.
"Kalau polisi tidak mau komunikasi dengan masyarakat, ya tidak bisa. Nanti apa pun yang dilakukan polisi tidak ada dukungan," kata Badrodin, Jumat (3/7/2015) malam.
Hal tersebut disampaikannya saat silaturahim dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan perwakilan dari kelompok masyarakat. Seorang tamu undangan pun menyelutuk. "Tapi, polisi galak-galak," kata dia.
Sontak ruangan tersebut dipenuhi tawa, tak terkecuali Badrodin. Mendengar ucapan tersebut, Badrodin mengatakan bahwa polisi dituntut memiliki dua wajah.
"Polisi wajahnya ada dua. Polisi harus ramah, berwajah senyum kalau melayani masyarakat. Tapi, polisi harus galak kalau polisi melakukan penegakan hukum," kata Badrodin.
Badrodin menyadari bahwa komunikasi yang dibangun Polri dengan masyarakat sangat terbatas. Jika masyarakat dihampiri polisi, terkesan orang tersebut telah melakukan pelanggaran hukum.
"Rasanya kalau mendekati masyarakat, ada tindakan hukum. Ini ke sini namu nangkep, ke sini mau razia," ujar dia.
Badrodin mengatakan, tugas yang dihadapi Polri ke depan cukup berat sehingga butuh dukungan penuh dari masyarakat. Salah satu bentuk dukungan itu, kata dia, yaitu tidak melakukan pelanggaran hukum.
"Senjata polisi tidak hanya pistol, gas air mata, tapi dukungan masyarakat," kata Badrodin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.