Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Bagian KPK Dianggap Jihad, Johan Budi Siap Maju Lagi Jadi Pimpinan?

Kompas.com - 29/05/2015, 04:31 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Tanggung jawab dan risiko yang besar di lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) justru memberi semangat lebih bagi pimpinan sementara KPK Johan Budi. Menurut Johan, menjadi bagian dari KPK adalah berjihad terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia.
 
"Dulu kan saya wartawan. Saat menulis tentang korupsi itu saya anggap bagian dari berjihad. Jadi saat KPK berdiri, kenapa tidak jihad terhadap korupsi langsung. Itu yang menjadi salah satu alasan saya gabung KPK," ucap Johan di sela-sela acara Kompas Kampus di Balairung UI, Kamis (28/5/2015).
 
Menurut Johan, menjadi salah satu komisioner di KPK saja sudah membuatnya bangga dengan lembaganya. Sebab, upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK, kata Johan, merupakan perjuangan untuk mensejahterakan rakyat. 
 
Bahkan, untuk jabatannya saat ini sebagai pimpinan KPK, bukan ukuran untuk disebut berkah atau pun musibah. Apa pun jabatan yang diberikan, Johan menilainya sebagai amanah yang harus dijalankan
 
"Makanya waktu saya diminta untuk jadi Plt pimpinan KPK, saya ajukan beberapa syarat. Salah satunya, kriminalisasi KPK harus dihentikan. Karena saya sadar jika saya hanya skrup kecil dari mesin besar KPK," ujar Johan.
 
Namun, saat ditanyakan kesiapannya jika jabatannya dilanjutkan, Johan tidak sanggup memberikan jawaban pasti. Menurut Johan, dirinya belum memiliki kapasitas untuk menjabat posisi tertinggi secara definitif di lembaga antirasuah tersebut.
 
"Pertama, saya harus bicara ke keluarga dulu. Terus saya juga harus mengukur diri," tutur mantan juru bicara KPK tersebut.
 
Johan Budi juga mengaku perlu mempertimbangan kembali jika harus mencalonkan diri sebagai salah satu kandidat calon pimpinan KPK. Apalagi, saat ini panitia seleksi (pansel) pimpinan KPK berasal dari berbagai latar belakang.
 
"Pansel sekarang beragam multitalenta. Saya harus pikir ulang, saya ini lolos seleksi enggak?" ujar eks wartawan Tempo tersebut.
 
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengumumkan sembilan nama yang masuk dalam Pansel KPK. Selain mayoritas diisi oleh orang yang berlatar belakang pemerintahan serta akademis, semua anggota Pansel itu adalah perempuan.
 
Pansel tersebut akan mencari pimpinan terbaik KPK untuk menggantikan posisi pimpinan KPK saat ini yang akan berakhir masa jabatannya pada Desember 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com