Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Saya Tak Ingin "Groundbreaking" Jadi Seremonial

Kompas.com - 26/05/2015, 14:58 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo kembali menggelar rapat terbatas bersama beberapa menterinya untuk membahas percepatan pengadaan infrastruktur prioritas. Dalam kesempatan itu, Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak ingin program pembangunan infrastruktur hanya sebatas seremonial.

"Saya tidak ingin groundbreaking jadi sebuah seremonial," kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Jokowi mengaku menginginkan pembangunan infrastruktur berjalan cepat. Ia juga ingin melihat kondisi di lapangan yang sudah dalam tahap pengerjaan.

"Artinya, kita datang dalam posisi sudah bekerja," ujarnya.

Presiden melanjutkan, saat ini pemerintah telah melakukan groundbreaking terkait pembangunan infrastruktur. Ia memastikan akan terus melakukan kontrol melalui kementerian terkait.

Dalam catatannya, pembangunan infrastruktur yang tumpang tindih antara kebijakan pusat dan daerah masih saja ditemukan. Beberapa masalah tersebut antara lain terkait dengan pengadaan lahan, perizinan, dan amdal.

"Pinjaman dari luar negeri ini juga sering terlambat untuk segera diputuskan. Saya kira, inilah kasus-kasus yang perlu diselesaikan dengan baik dan secepat-cepatnya," ucap Jokowi.

Rapat tersebut dihadiri Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago. Adapun pembangunan infrastruktur yang masuk kategori prioritas adalah pembangunan jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik.

Jokowi menegaskan, dirinya tak ingin program pembangunan infrastruktur prioritas menemui kendala seperti saat DKI Jakarta akan memulai pembangunan mass rapid transit (MRT). Pasalnya, DKI Jakarta memerlukan waktu lebih dari 20 tahun untuk merencanakan, menganalisis, dan mengeksekusi program transportasi massal tersebut.

"Banyak proyek yang terlalu lama penyiapannya dan tidak segera diputuskan. Menurut saya, kalau diteruskan seperti ini, akan terlalu lama. Oleh sebab itu, ini mulai disederhanakan dan dipercepat sehingga nantinya harapan di masyarakat dan realita itu betul-betul ada," pungkas Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com