Di depan 300 siswa pesantren, Ketua MPR Zulkifli Hasan menggaungkan semangat untuk tidak merasa minder dengan pelajar-pelajar lain yang menempuh pendidikan di sekolah umum. Meskipun kadang siswa pesantren di Indonesia tidak bisa menikmati fasilitas layaknya siswa di sekolah umum lantaran minimnya pendanaan bagi pendidikan Islam, siswa pesantren punya potensi dan kesempatan yang sama dengan siswa-siswa sekolah lainnya.
Zulkifli yang pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sekretaris Jenderal partai politik, sampai kini memegang tugas sebagai Ketua MPR mengaku pernah menempuh Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) dan Madrasah Tsanawiyah di kampung halamannya, Lampung. Dari latar belakang pendidikannya itu ia pun memotivasi para siswa pesantren untuk dapat meraih cita-cita profesi, salah satunya sebagai Ketua MPR.
"Jadi anak-anakku sekalian, jangan minder sama sekolah-sekolah umum. Kita bisa lebih dari sekolah-sekolah umum," tutur Zulkifli di Gedung Pustaka Proklamator Bung Hatta, Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu (9/5/2015).
Hal tersebut dikemukakan Zulkifli saat membuka seminar nasional untuk memperingati milad Persatuan Tarbiyah Islamiyah ke-87 tahun. Seminar yang juga diselenggarakan di Perpustakaan Bung Hatta itu mengangkat tema "Peningkatan Pendidikan Umat dalam Pembentukan Karakter Bangsa Menghadapi ASEAN Community 2015." Persatuan Tarbiyah Islamiyah merupakan organisasi keagamaan berskala nasional yang mengedepankan pendidikan. Organisasi yang didirikan 5 Mei 1928 ini mempunyai Madrasah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Zulkifli, pendidikan merupakan hal penting dalam kemajuan negeri. Indonesia punya potensi alam yang melimpah. Sayangnya, sumber daya manusianya belum mampu memanfaatkannya secara optimal. Imbasnya, kini Indonesia kalah kaya dibandingkan negara-negara yang minim sumber daya alamnya.
"Indonesia belum maju, kuncinya di sumber daya manusia, orangnya. Orang itu kaitannya ke pendidikan," kata ia. Zulkifli pun bersyukur kegiatan dan gerakan Persatuan Tarbiyah Islamiyah berfokus pada pendidikan.
Ketua Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sumatera Barat Boy Lestari mengungkapkan adanya kesedihan yang ia rasakan terkait dana untuk pendidikan Islam. "Yang kami sedihkan 20 persen dana APBN untuk pendidikan, tetapi untuk pesantren itu 0 persen," kata ia. Maka, ia pun menyampaikan keinginan organisasinya untuk lebih memerhatikan pendidikan Islam kepada pimpinan MPR yang hadir.
Lewat seminar ini, urgensi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan berbasis agama Islam, dapat dilaksanakan. Zulkifli berharap seminar ini menghasilkan hal baik bagi dunia pendidikan Islam, salah satunya kepercayaan diri para siswa untuk dapat menjadi sumber daya manusia berkualitas dan kompeten.
Zulkifli pun membagi pengalaman perjuangannya dalam menempuh pendidikan hingga bisa bekerja untuk negeri. Pengalaman itu menjadi tolak ukur untuk memotivasi siswa pesantren masa kini. "Kampung saya... jalanannya saja tanah. Apalagi anak-anakku sekalian yang bisa sekolah dengan fasilitas baik. Jadi, majulah Tarbiyah," ucap ia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.