Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kirim Tenaga Medis, SAR, dan Peralatan Darurat ke Nepal

Kompas.com - 27/04/2015, 08:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Luar Negeri RI akan mengirimkan sejumlah bantuan kemanusiaan untuk Nepal. Bantuan yang diberikan mulai dari tenaga medis, tenaga SAR, hingga peralatan darurat lainnya.

Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia telah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah gempa bumi berkekuatan 7,9 skala richter di Nepal yang menelan korban lebih dari 2.000 orang. Sebagai negara yang juga rawan akan bencana alam, Indonesia akan memberikan bantuan dan dukungan kepada rakyat Nepal dalam menghadapi bencana. (Baca: Jokowi: Bantuan ke Nepal Akan Masuk dalam 3-4 Hari)

"Dalam kaitan ini, Menlu RI telah berkoordinasi untuk pengiriman bantuan Indonesia sesuai kebutuhan di Nepal, antara lain berupa tenaga medis, bantuan SAR, makanan siap saji, selimut, tenda, dan obat-obatan," demikian bunyi keterangan pers tersebut.

Kemenlu juga terus melakukan koordinasi dan berkomunikasi dengan KBRI Dhaka, Konsul Kehormatan RI di Kathmandu, serta berbagai pihak terkait informasi sehubungan WNI yang ada di Nepal. Dari data saat ini, terdapat 18 orang WNI yang menetap di Nepal dan 16 WNI tercatat sedang melakukan kunjungan, baik sebagai turis maupun kegiatan resmi, sehingga total WNI ada 34 orang. Dari jumlah tersebut, 17 orang telah berhasil dihubungi dan dalam keadaan baik. (Baca: Gempa di Nepal, 17 WNI Dipastikan Selamat)

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi di sela-sela acara KTT ASEAN di Kuala Lumpur mengungkapkan, bantuan akan diberikan dalam waktu 3-4 hari lagi. Bantuan diberikan setelah memastikan bandara di Kathmandu bisa berfungsi dengan baik. Saat ini, kondisi bandara rusak akibat gempa tersebut. (Baca: Tiga WNI Pendaki Everest Belum Bisa Dikontak)

Pemerintah Nepal, Minggu (26/4/2015), meningkatkan upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan yang ambruk setelah gempa bumi dahsyat menghancurkan lembah Kathmandu yang padat penduduk kemarin. Gempa itu juga memicu longsor mematikan di Gunung Everest.

Gempa berkekuatan 7,9 SR tersebut mengguncang pada Sabtu tengah hari pada jam sibuk. Korban tewas sejauh ini sedikitnya 1.800 orang. Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah setelah penyelamatan semalam terhambat oleh sejumlah gempa susulan yang kuat, jalan raya yang terputus, dan kurangnya peralatan. Gempa bumi itu, yang berpusat sekitar 80 kilometer di sebelah timur kota Pokhara, kota kedua terbesar di negara itu, sangat merusak karena tergolong dangkal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com