Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga WNI Pendaki Everest Masih Belum Bisa Dikontak

Kompas.com - 26/04/2015, 17:59 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
- Tiga pendaki gunung Indonesia asal Bandung yang tengah berada di Nepal, hingga kini belum berhasil dikontak. Pihak keluarga maupun Taruna Hiking Club masih berusaha mencari informasi dari Nepal.

"Belum ada informasi dari sana. Komunikasi belum jalan. Saat ini kita cumma bisa bersabar dan mencari informasi sebanyak-banyaknya," ujar Ketua Taruna Hiking Club, Grahito Handaru melalui saluran telepon, Minggu (26/4/2015).

Grahito menjelaskan, saat ini pihaknya belum memiliki rencana ke Nepal. Pihaknya bersama keluarga masih berkumpul melakukan meeting dan terus berdoa. "Kami terakhir kontak hari Rabu kemarin. Mereka mengabarkan sudah sampai di mana dan rencananya besok mau jalan ke mana," ucap Grahito.

Dari jadwal yang telah disusun, saat kontak terakhir mereka berada di Langtang Village untuk persiapan proses acclimatization. Tiga pendaki tersebut, keesokan harinya dijadwalkan akan jalan ke Khyangin Gompa.

"Perjalanan ini sudah direncanakan sejak setahun lalu. Rencananya mereka akan di puncak selama delapan hari," ucapnya.

Seperti diketahui, tiga pendaki asal Bandung yakni Jerun Hehuwat (39), Kadek Andana (26), dan Alma Parahita (32), masih berada di Nepal ketika daerah tersebut diguncang gempa 7,9 SR pada Sabtu (25/4/2015) siang.

Berikut jadwal tiga pendaki asal Bandung di Nepal:

21 April 2015, perjalanan menuju Lama Hotel (2,300m).
22 April 2015 perjalanan menuju Langtang village (3,307m).
23 April 2015 perjalanan menuju Khyangin Gompa (3,749m).
24 April 2015 acclimatization day.
25 April 2015 (saat terjadi gempa) perjalanan menuju Yala peak BC
26 April 2015 istirahat untuk persiapan menuju puncak Yala
27 April 2015 mendaki menuju puncak Yala (5.500m)
28 April 2015 turun dari puncak dan berjalan ke Naya Kanga base camp (4,400m).
29 April 2015 istirahat untuk persiapan pendakian berikutnya.
30 April 2015 bergerak menuju high camp (5000m)
1 Mei 2015 menuju Naya Kanga (5.844m) dan turun dari puncak
2 Mei 2015 extra summit day
3 Mei 2015 berjalan menuju Ghoretabela
4 Mei 2015 menuju Syubrubesi
5 Mei 2015 menuju Kathmandu
6 Mei 2015 istirahat di Kathmandu
7 Mei 2015 menuju airport untuk pulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com