Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"E-government" Indonesia

Kompas.com - 14/04/2015, 18:29 WIB

Oleh: Suhono Harso Supangkat

JAKARTA, KOMPAS - Beberapa waktu lalu kita mendengar bahwa Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara sangat aktif mendekati beberapa negara untuk penjajakan kerja sama e-government.

Setidaknya ada tiga negara yang didekati, yaitu Korea, Singapura, dan Australia. Dalam hal ini, ada beberapa pertanyaan dari komunitas pegiat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Indonesia, sebetulnya apa yang perlu dibangun hingga memerlukan pendekatan pada banyak negara? Apakah teknologinya, prosesnya, ataukah orangnya?

Kita ingat, saat kampanye pemilihan presiden, Jokowi beberapa kali mengungkapkan, jika terpilih dirinya akan membangun banyak pelayanan berbasis elektronik, seperti e-government, e-budgeting, dan e-audit. Jokowi sangat yakin, pembangunan e-government itu sangat mudah, bisa diselesaikan dalam orde beberapa minggu atau bulan dan dapat dikerjakan oleh anak muda. Saat ini pemerintahan Jokowi-JK sudah lebih dari 100 hari. Namun, sayangnya pembangunan e-government masih dalam proses pencarian mitra.

Sementara itu, beberapa kota mulai aktif membangun kota cergas (smart city). Menurut kolega saya dari Vienna University, Eropa, e-government (smart government) merupakan bagian awal dari kota cergas dan sudah dilakukan mereka. Selanjutnya adalah smart energy, smart environment, dan lainnya untuk mendukung kota.

Sebelum membahas kondisi atau ranking e-government Indonesia di dunia, mungkin perlu kita pertegas dulu apa sebenarnya e-government itu?

Kalau kita coba maknai secara sederhana, e-government adalah suatu proses pelayanan dan pengelolaan pemerintahan dengan bantuan penggunaan TIK berbasis perangkat elektronika.

Tujuan penyelenggaraan e-government umumnya agar sistem pemerintahan lebih efisien, transparan, dan efektif. Dengan demikian, proses pelayanan publik seperti perizinan, pembayaran, hingga penganggaran tak mesti tatap muka. Proses jadi lebih cepat, transparan, dan bisa dilacak jika ada kelambatan atau penyalahgunaan wewenang. Komponen utama e-government adalah orang (people), proses, dan teknologi. Artinya, pembangunan e-government tak sekadar memasang teknologi seperti pusat data (data center), jaringan, dan aplikasi, tetapi harus memikirkan orangnya, baik birokrat, penggunanya, maupun proses pemerintahannya. Jadi, kalau mau belajar atau kerja sama dengan negara luar itu apanya? Teknologinya, prosesnya, atau orangnya?

Ranking "e-government"

Ada beberapa organisasi dunia yang mengukur kondisi e-government suatu negara, seperti Bank Dunia dan Waseda University. Penulis sebagai Vice President International Academy of CIO ikut bergabung dengan Waseda University, Jepang, mengukur dan kemudian membuat ranking e-government. Pengukuran berlangsung tiap tahun mulai 2005. Pada 2014 Indonesia menempati posisi ke-32 dari 62 negara yang diukur. Amerika, Singapura, Korea, Inggris, dan Jepang berturut-turut di posisi lima besar.

Ada 9 indikator utama dan 33 subindikator sebagai dasar pengukuran. Indikator itu: 1) kesiapan jaringan, 2) efisiensi pengelolaan, 3) layanan online, 4) portal nasional, 5) government CIO, 6) promosi e-government, 7) e-participation, 8) open government, dan 9) cyber security. Kalau kita pilah, 9 indikator utama itu bisa digabung dalam tiga hal besar, yaitu teknologi, orang, dan proses.

Lebih jauh kalau dilihat dari laporan negaranya (country report), ada beberapa hal yang bisa kita pelajari agar Indonesia bisa meningkatkan pelayanan e-government-nya. Kesiapan jaringan Indonesia dinilai 5.5, artinya masih jauh untuk kepuasan kualitas akses data. Mudah-mudahan dengan program Rencana Pita Lebar Indonesia (RPI), kesenjangan akses internet bisa dikejar.

Sementara itu, pengelolaan operasi e-government di Indonesia masih sangat rendah, ada di urutan ke-47 dari 62 negara. Kemungkinan karena masih adanya pulau-pulau layanan yang belum terintegrasi dan ketidakjelasan pengelolaannya. Indikator yang masih di papan bawah dibanding negara lain adalah e-participation, artinya partisipasi penduduk mengikuti layanan e-government ini masih sangat kurang.

Kemungkinan juga karena promosi yang sangat kurang ataupun kemampuan penduduk masih rendah terhadap pelayanan berbasis TIK ini.

Salah satu indikator penting lainnya adalah CIO (chief information officer), suatu jabatan penanggung jawab layanan informasi di suatu organisasi, termasuk pemerintahan. Cara memandang TIK di suatu pemerintahan masih beragam, ada yang mengatakan itu hanya alat, tetapi ada juga yang menyatakan itu sebagai pengungkit (enabler) atau bahkan sebagai transformer.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com