"Saya hanya berharap bahwa mereka tidak langsung dipulangkan ke rumah, tapi ada proses rehab kepada mereka," ujar pengamat terorisme Nasir Abbas di Jakarta, Minggu (22/3/2015).
Seperti diketahui, otoritas Turki memutuskan mendeportasi 16 WNI yang ditangkap saat hendak menyeberang ke Suriah melalui jalur Gaziantep. Seluruh WNI itu terdiri dari 1 laki-laki, 4 perempuan, dan 11 anak-anak. Sebanyak empat WNI perempuan masih akan di Turki karena sedang hamil, sementara yang lain akan segera dipulangkan.
Menurut Nasir, anak-anak menjadi korban yang riskan disusupi paham ISIS. Apalagi, mereka mengenal paham radikal itu dari ayahnya yang sudah lebih dulu berada di Irak dan Suriah.
"Makanya perlu pendekatan khusus dengan mereka ini," ujar Nasir.
Jadi prajurit
Seperti diberitakan, anak-anak kini turut menjadi sasaran rekrutmen ISIS. Menurut Nasir, mereka disiapkan sebagai penerus gerakan radikal. Sehingga, ISIS berkepentingan untuk terus berusaha menggalakkan para orang tua mengirimkan anak-anak mereka ke Irak dan Suriah.
"Tujuannya agar anak-anak ini tumbuh besar di wilayah konflik, menjadi anak-anak yang cukup terlatih, sehingga besar nanti mereka diharapkan menjadi pelanjut," kata dia.
Kepala BNPT Saud Usman Nasution mengatakan pihaknya akan memantau terus anak-anak yang dibawa orang tuanya menuju Irak dan Suriah ini. Meski dianggap sudah mendapatkan paham radikal, Saud menyatakan pemerintah tetap harus melindungi mereka.
"Dipantau, pasti. Tapi mereka ini anak-anak, negara harus melindungi," kata Saud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.