Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Datangkan Ulama Timur Tengah untuk Cegah Ajaran ISIS

Kompas.com - 13/03/2015, 19:19 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta mendatangkan ulama-ulama dari negara-negara di Timur Tengah untuk mencegah berkembangnya ajaran Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS di Indonesia. Pengamat Intelijen Wawan H Purwanto menjelaskan, sebenarnya pemerintah sudah berupaya keras untuk mencegah bergerilyanya ajaran ISIS di Indonesia.

Salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan ajaran dari tokoh agama dan tokoh ormas lokal. Namun upaya itu nyatanya belum cukup dengan adanya 16 Warga Negara Indonesia yang mencoba menyebrang ke Suriah melalui Turki, beberapa waktu lalu.

"Disamping juga imbauan langsung dari ulama dan ormas (lokal), datangkan juga ulama yang ada di Timur Tengah ke sini," kata pengamat intelijen Wawan H Purwanto, kepada Kompas.com, Jumat (13/3/2015). (Baca: Imam Besar Universitas Al-Azhar Serukan Perubahan Pengajaran Islam)

Menurut dia, ulama Timur Tengah yang didatangkan itu nantinya bisa menjelaskan secara real seperti apa ISIS bekerja. Dengan begitu, ajaran ulama Timur Tengah itu bisa meluruskan pikiran masyarakat yang menganggap ISIS sedang berjihad untuk membela islam.

"ISIS harus dilawan dengan cara seperti itu karena masalah ini sudah mendunia," ujarnya.

Selain itu, lanjut Wawan, pemerintah juga harus bekerja lebih keras untuk memblokir setiap ajaran ISIS yang disebarkan melalui internet dan media sosial. Dia menilai, pemanfatan teknologi informasi oleh ISIS membuat ajarannya tersebar secara cepat dan luas kepada masyarakat Indonesia. (Baca: Al Azhar Kairo Akan Memperluas Ajaran secara Global)

Sebelumnya, aparat keamanan Turki menahan 16 WNI yang mencoba menyeberang ke Suriah. Rute yang mereka tempuh untuk menuju Suriah biasa digunakan para simpatisan kelompok ISIS.

Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah ke-16 WNI itu hendak bergabung dengan ISIS. Awalnya, mereka melakukan tur wisata ke Turki dengan menggunakan agen perjalanan Smailing Tour, tetapi memisahkan diri dari rombongan. Polisi mengidentifikasi kelompok ini berbeda dengan kelompok WNI yang ditahan Turki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com