JAKARTA, KOMPAS.com - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah, akhir pekan lalu. Mereka diduga anak buah gembong teroris yang paling dicari di Indonesia, yakni Santoso.
"Empat pelaku ditangkap Rabu 4 Maret 2015. Satu pelaku lain ditangkap Minggu 8 Maret 2015. Mereka diduga kuat kaki tangan teroris Santoso," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Agus Rianto di kantornya di Jakarta, Senin (9/3/2015) siang.
Tersangka pertama bernama Abdul Hadib alias Aco Masamba. Aco ditangkap di Jalan Kepuna, Poso. Berdasarkan catatan Polisi, Aco memiliki peran mengantar logistik untuk kelompok Santoso.
Logistik yang dimaksud, yakni bahan bom berupa pupuk matahari, 2 kilogram paku, casing dan 25 buah pipa. Aktivitas Aco atas perintah langsung Santoso.
Dari keterangan Aco, mereka pernah bertemu di Kebun Genda, Poso pada tahun 2013. Setelah itu, mereka berkomunikasi lewat Whatsapp.
Tersangka kedua atas nama Mulyadi alias Zibair. Dia ditangkap di kediaman mertuanya di daerah Masamba. Agus mengatakan, Zibair terlibat mengantar senjata api rakitan ke kelompok Santoso. Senjata api itu terlebih dulu disimpan di kandang kambing.
Zibair juga sempat berlatih militer di Gunung Benteng Tambarana di mana Santoso menjadi pelatih.
"Zibair ini turut serta merencanakan aksi penghadangan kendaraan Wolf Brimob Polri di Ratulene," ujar Agus.
Tersangka ketiga bernama Andrean. Dia ditangkap di kediamannya di Masamba. Andrean terlibat mengantar logistik sebanyak empat kali ke kelompok Santoso di sejumlah daerah di Sulawesi.
Tersangka keempat bernama Muhammad Nasir. Dia ditangkap di Jalan Trans Sulawesi, Tokorondo. Nasir sempat menjalani latihan militer pada tahun 2009 di Moro Kilo dan mengantar logistik sebanyak dua kali di Tamanjeka untuk kelompok Santoso.
Adapun, tersangka terakhir bernama Isran alias Donding seorang petani di Masamba, Poso bagian pesisir. Dia ditangkap di rumahnya. Keterlibatan dia, yakni sebagai kurir, logistik, menyimpan senjata api rakitan beserta amunisinya.
"Dari mereka semua, berhasil mendapatkan barang bukti, yakni bendera berlogo jihad satu lembar, 13 butir peluru kaliber 5,56 mm, 26 butir peluru kaliber 38 mm dan sepucuk senjata laras panjang. Tersangka masih kita periksa Polres Poso," ujar Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.