Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badrodin Haiti Sudah Terbiasa Urusi Konflik

Kompas.com - 20/02/2015, 08:50 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan untuk membatalkan pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI dan mengajukan calon baru, Komjen Badrodin Haiti. Tantangan berat akan dihadapi Badrodin sebagai Kapolri jika ia lolos uji kelayakan dan kepatutan yang akan dilakukan DPR. Ya, penunjukan Badrodin di tengah polemik antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi yang telah terjadi selama sebulan terakhir.

Badrodin mengakui, konflik dua lembaga penegak hukum ini lebih berat jika dibandingkan yang pernah terjadi sebelumnya.

"Ya memang, dari KPK-Polri jilid I sampai yang sekarang, ini memang yang paling berat. Karena kepentingan politik sudah masuk dari mana-mana," ujar Badrodin, saat ditemui wartawan di kediaman dinasnya, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (19/2/2015) kemarin.

Akan tetapi, kata Badrodin, ia terbiasa berjalan di lorong yang gelap dan hanya ditemani satu lilin. Ia mengisahkan, kariernya menjadi polisi selalu diwarnai dengan menghadapi masa-masa sulit. 

Konflik Poso

Badrodin, yang pernah meraih penghargaan Adi Makayasa itu, mengungkapkan, perjalanan yang dilaluinya saat menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah tahun 2006, menggantikan Oegroseno.

Saat itu, papar Barodin, ia dihadapkan pada tantangan untuk menyelesaikan konflik Poso antara dua kelompok yang berbeda pandangan. Salah satu kelompok menginginkan Fabianus Tibo dieksekusi mati. Sementara, kelompok lainnya mendesak hal yang sebaliknya.

"Dari sepanjang karier saya, itu yang paling berat bagi saya," ujar Badrodin.

Namun, ia memilih untuk mengambil risiko dan berpegangan pada penegakan hukum. Dia pun memerintahkan Fabianus Tibo cs dieksekusi mati. Dengan keputusan itu, kelompok yang kontra menghancurkan bangunan Polsek di salah satu sudut kota. Saat meninjau Polsek tersebut, kata Badrodin, masyarakat melemparinya dengan batu. Namun, kondisi itu tak menciutkan nyali Badrodin, yang mengawali karier polisi sebagai Komandan Pleton di Sabhara Polda Metro Jaya itu.

Badrodin melanjutkan, ia berkali-kali datang ke lokasi memerintahkan memperbaiki bangunan Polsek sekaligus melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat. Belum selesai persoalan, Badrodin kembali dihadapkan pada situasi yang kembali panas antara dua kelompok. Salah satu pendeta ditemukan tewas setelah ditembak oleh orang tak dikenal. Badrodin langsung menuju ke rumah sakit tempat korban disemayamkan. Namun lagi-lagi penolakan terjadi. Masyarakat menghujatnya, meludahinya sampai melemparinya dengan batu.

"Tapi saya katakan kepada mereka, saya yang bertanggung jawab penuh atas kejadian itu. Setelah kita menindak teroris di sana, baru itu masyarakat melihat bahwa, oh, ternyata polisi menegakkan hukum, benar. Itu memang terus kita lakukan sampai masyarakat di sana merasa aman," ujar Badrodin.

Menangkap Habib Rizieq dan Munarman

Tahun 2008, Badrodin menjabat sebagai Direktur I Kamtansas Bareskrim Polri. Pada suatu hari menjelang siang, ia mendapatkan kabar bahwa Front Pembela Islam (FPI) menyerang pengunjuk rasa dari Aliansi Kebangsaan Untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di pelataran Monumen Nasional Jakarta. Namun, saat itu, ia mengaku tak sabar karena Kapolda Metro Jaya Irjen Adang Firman seperti ragu mengambil tindakan.

"Saya lalu menghadap ke Beliau. Saya bilang, pokoknya Bapak putuskan saja mau ditindak atau enggak. Kalau iya (ditindak), nanti teknis di lapangan biar urusan saya, saya yang atur," ujar Badrodin.

Akhirnya, Kapolda Metro Jaya setuju Badrodin mengambil tindakan tegas. Dia pun meminta izin untuk memobilisasi 400 personel Brimob dan 200 personel Reserse Kriminal untuk menangkap satu persatu pelaku kerusuhan tersebut. Ketegasan Badrodin berbuah positif. Dia menangkap puluhan anggota FPI, menggeledah markasnya hingga menangkap pimpinan FPI Habib Rizieq dan Panglimanya, Munarman.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com