Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruki Akan Perbaiki Komunikasi KPK dan Polri

Kompas.com - 18/02/2015, 17:38 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrachman Ruki akan memperbaiki komunikasi antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik Indonesia selama menjadi pimpinan KPK.

"Saya melihat ada komunikasi yang tidak nyambung antar-pimpinan di kedua lembaga penegak hukum tersebut. Saya akan pelajari lebih detail kemudian. Saya tidak bisa hanya menganalisis dari pendengaran dan media saja, tapi juga harus melihat fakta-fakta yang benar menjadi informasi akurat," kata Ruki dalam wawancara yang disiarkan Kompas TV, Rabu (18/2/2015).

Ruki menduga, salah satu pertimbangan Presiden memilih dia menjadi pelaksana pimpinan KPK adalah untuk mempermudah komunikasi kedua lembaga. Terlebih lagi, Ruki adalah salah satu perwira tinggi senior dari kepolisian.

Ia menyatakan kesiapannya mengemban tugas sebagai pimpinan sementara KPK. Ruki menyebut dirinya sebagai prajurit sehingga siap ditugaskan jika memang dibutuhkan oleh negara.

"Walaupun saya sudah menjalani pensiun, tidak kejar target, tidak terjebak kemacetan, ketika negara memerlukan saya, maka jawabannya tiada lain kecuali siap," ujar Ruki. 

Selain itu, Ruki juga akan fokus melakukan pembenahan internal KPK. Ia mengatakan akan melakukan konsolidasi ke dalam dan membangun komunikasi dengan dua pimpinan yang ada serta seluruh karyawan KPK.

"Kolektif kolegial, komunikasi antara komisioner dan antara komisioner dan pegawai menjadi hal yang terdepan," kata Ruki.

Terkait polemik kasus hukum, kriminalisasi, dan politisasi di kedua lembaga penegak hukum tersebut, Ruki tidak mau ambil pusing. Dia justru mengaku akan mengambil jarak terhadap kasus-kasus yang selama ini bergulir.

"Kalau memang ada kasus hukum, biarkan hakim menyelesaikan. Kalau tidak suka, ajukan gugatan hukum. Mari kita bijak menempatkan hukum sebagai solusi," ujar Ruki.

Begitu pula terkait rencana polisi memerkarakan 21 penyidik KPK yang diduga menyalahgunakan senjata api. Menurut Ruki, hal tersebut tentu akan dibahas antara pimpinan KPK dan Polri. Namun, jika memang terjadi pelanggaran, itu bisa diproses hukum. 

"Prinsip saya tidak ada yang kebal hukum. Penyidik tidak boleh melanggar hukum. Silakan dipertanggungjawabkan. Yang penting, penanganannya jangan jadi hiruk pikuk yang membuang energi tidak perlu," ujar Ruki.

Ruki ditunjuk menjadi pelaksana pimpinan KPK bersama dua tokoh lainnya, akademisi Universitas Indonesia Indriyanto Seno Adji dan Deputi Pencegahan KPK Johan Budi SP oleh Presiden Joko Widodo untuk mengisi kekosongan tiga pimpinan KPK.

Sebelumnya, Presiden memberhentikan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang kini berstatus tersangka (baca: Abraham Samad Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Dokumen dan Bambang Widjojanto Mengajukan Pengunduran Diri). Sementara itu, satu pimpinan kosong karena Busyro Muqoddas telah habis masa tugasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com