"Sekarang (perundingan) mulai membuahkan hasil, 'padat merayap', tetapi jalan," kata Agung, saat berkunjung ke redaksi harian Kompas, di Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Agung mengungkapkan, perundingan telah mencapai kesepakatan terkait pandangan politik yang lebih banyak memicu perdebatan. Ganjalan terbesar ialah karena kubu Aburizal tidak bersedia membawa Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP).
"Itu sikap politik yang perlu kita selaraskan dulu," ujarnya.
Di luar itu, menurut Agung, kubunya dan kubu Aburizal sepakat mendukung pemerintahan yang sah. Kedua kubu sepakat memosisikan Golkar sebagai mitra yang kritis, konstruktif, dan solutif bagi pemerintah.
Mantan Ketua DPR itu memastikan sikap ini akan dijalankan tanpa meminta pemerintah memberikan imbal balik. Agung menyebut semuanya sesuai dengan doktrin partai yang ingin membantu pembangunan nasional. Selanjutnya, kedua kubu juga sepakat dengan sistem pilpres dan pilkada langsung, sepakat mendukung pemilihan legislatif dengan sistem proporsional terbuka dan suara terbanyak. Perundingan telah dilakukan dua kali dan perundingan selanjutnya akan digelar pada 13 atau 14 Januari 2015.
"Kami biasa menyelesaikan secara internal, survei juga terbukti agar segera islah. Anggota kami juga berharap seperti itu," kata Agung.