Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Pemutaran "Senyap" Sejalan dengan Nawa Cita Jokowi

Kompas.com - 18/12/2014, 15:08 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyesalkan tren penghentian pemutaran film Senyap (The Look of Silence) di sejumlah tempat. Padahal, pemutaran film ini sejalan dengan program prioritas Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Kami menyesalkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organisasi massa, pihak akademik, dan aparatur negara yang melarang pemutaran dan pembubaran pemutaran film ini," kecam Komisioner Komnas HAM Subkomisi Pendidikan dan Penyuluhan Muhammad Nurkhoiron, dalam siaran pers, Kamis (18/12/2014).

Kecenderungan terjadinya pelarangan dan pembubaran ini, kecam Nurkhoiron, terus belangsung. "Setidaknya (sudah terjadi di) 13 lokasi yang tersebar di daerah seperti di Yogyakarta, Surakarta, Manado, Semarang, dan Surabaya," sebut dia. (Baca juga: Lagi, Massa Hentikan Pemutaran Film "Senyap").

Sebelumnya, Nurkhoiron mengatakan bahwa pemutaran film ini merupakan bagian dari Peringatan Hari HAM Internasional. Pemutaran film ini pun dicanangkan sebagai program Indonesia Menonton Senyap. (Baca: Komnas HAM: Pemutaran Film "Senyap" Bagian dari Peringatan Hari HAM).

Nawa Cita

Program Indonesia Menonton Senyap, tegas Nurkhoiron, juga merupakan dukungan Komnas HAM terhadap program prioritas Pemerintahan Jokowi-Kalla, yang dikenal sebagai Nawa Cita.

"Terutama (dukungan untuk) agenda kesembilan (dalam Nawa Cita), (yaitu) memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga," sebut Nurkhoiron.

"(Film ini) merupakan salah satu dari sekian banyak film yang mengungkapkan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu dari perspektif korban," lanjut Nurkhoiron. "Pengungkapan dan penyelesaian pelanggaran HAM berat masa lalu masih menjadi persoalan di Indonesia."

Karena itu, lanjut Nurkhoiron, Komnas HAM mendorong negara untuk konsisten memperkuat restorasi sosial, mengungkap kebenaran, dan mengupayakan rekonsiliasi nasional. Dia pun menegaskan beragam upaya melarang dan menghentikan pemutaran film ini tak akan menghentikan program Indonesia Menonton Senyap.

"Program Indonesia Menonton Senyap bersifat nasional dan masih akan berlangsung di
seluruh Indonesia hingga akhir 2014," tegas Nurkhoiron. Dia meminta negara, terutama kepala daerah dan kepolisian, untuk mendukung program ini, sebagai bagian dari pemajuan HAM di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com