Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelontorkan Beasiswa, Dari Mana Sumber Dana Tanoto Foundation?

Kompas.com - 05/12/2014, 06:34 WIB
Icha Rastika

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com - Sejak 2006, Tanoto Foundation memberikan beasiswa kepada lebih dari 3.500 siswa yang memerlukan bantuan dana. Menurut Ketua Pengurus Tanoto Foundation, Sihol P Aritonang setiap tahunnya Tanoto Foundation menggelontorkan uang lebih dari Rp 36 miliar untuk program sosial.

Lantas, dari mana sumber dana Tanoto Foundation berasal? Muncul dugaan jika sumber dana Tanoto Foundation berasal dari perusahaan kertas dan kelapa sawit yang dimiliki pengusaha Sukanto Tanoto. Namun, dugaan itu dibantah Sihol.

Menurut dia, sumber dana Tanoto Foundation murni berasal dari kantong pribadi sang pemilik, Sukanto Tanoto. "Donor kami hanya satu, yakni keluarga Sukanto Tanoto. Riau Pulp and Paper dan Asian Agri, mereka punya program CSR sendiri," kata Sihol dalam acara workshop yang digelar Raja Garuda Emas di Singapura, Kamis (4/12/2014).

Ia memaparkan, setiap tahun Tanoto Foundation mengeluarkan dana minimal Rp 15 miliar untuk beasiswa. Di samping itu, Tanoto menggelar pelatihan kepemimpinan bagi 250 penerima beasiswa setiap tahunnya. Untuk pelatihan ini, kata dia, Tanoto Foundation menghabiskan dana kira-kira Rp 1 miliar. Belum lagi dana yang digunakan untuk perbaikan sekolah yang besarnya bisa mencapai Rp 18-20 miliar.

"Perbaikan sekolah spending (menghabiskan) kira-kira Rp 18-20 miliar untuk itu saja," ucap Sihol.

Ke depannya, Tanoto Foundation menargetkan kegiatan sosial ini bisa terus berjalan. Sejauh ini, menurut Sihol, pihaknya belum berniat untuk menambah jumlah penerima beasiswa atau jumlah sekolah yang dibantu pada tahun depan.

"Target kami bagaimana sekolah-sekolah ini yang tadinya tidak terakreditasi, minimal dia jadi terakreditasi, yang akreditasinya C bagaimana bisa menjadi B dengan dukungan Tanoto. Kita tidak mau ekspand kelebaran tapi ke dalaman," ucap Sihol.

Berawal dari pengalaman pribadi Sukanto Tanoto

 

Tanoto Foundation berdiri sejak 2001 dengan visi mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas hidup. Menurut Sihol, pendirian yayasan ini berangkat dari pengalaman pribadi Sukanto Tanoto yang tidak menyelesaikan sekolahnya karena kondisi perekonomian keluarganya.

"Karena kondisi ekonomi keluarga mengharuskan dia maju sebagai anak tertua maka dia memutskan untuk putus sekolah dan menjalankan usahanya. Dia belajar mandiri sehigga ada peruashaan global tapi ada semacam dendam ya, menurut dia, seharusnya enggak semua orang belajar sesusah dia," tutur Sihol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com