BOGOR, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhi Purdijatno menyayangkan sikap internal Partai Golkar yang menganggapnya mengintervensi penyelenggaraan Musyawarah Nasional IX. Menurut Tedjo, Partai Golkar seharusnya berterima kasih karena dia memberikan peringatan agar munas tak diwarnai kericuhan.
"Kenapa bukan berterima kasih, tapi malah ngompor-ngompori? Mestinya terima kasih diberi informasi, begitu dong," kata Tedjo, di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11/2014).
Tedjo menegaskan, dia memberi keleluasaan pada Partai Golkar untuk menggelar Munas IX di mana saja dan kapan saja. Ia merasa telah menjalankan kewajibannya untuk memberikan peringatan dan tak ingin disalahkan jika terjadi sesuatu pada acara tersebut.
"Terserah, saya sudah ngasih tahu di depan ada lubang, kalau mau terus bisa loncat ya terserah. Kalau jatuh, ya jangan nyalahkan yang memberi tahu," ujarnya.
Tedjo menegaskan, dirinya tak pernah melarang Golkar menggelar munas. Ia hanya memberikan peringatan bahwa pelaksanaan Munas IX Partai pada 30 November 2014 di Bali berpotensi ricuh. Potensi itu muncul karena suasana di internal Golkar yang sedang terbelah.
Terlebih rapat pleno di kantor DPP Partai Golkar beberapa hari lalu sempat diwarnai bentrokan fisik dari dua kelompok yang menamakan diri Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG).
"Sebenarnya masalah internal mereka sendiri, saya tidak ikut-ikutlah, hanya mengingatkan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.