Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Karena Suara Turun, Saya Gentleman Tidak Maju Ketua Lagi”

Kompas.com - 14/11/2014, 17:56 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar menyindir Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang mengaku didukung banyak orang untuk kembali memimpin Partai Golkar lima tahun mendatang. Saat menjabat Ketua Umum Golkar ketika itu, JK memilih untuk tidak mencalonkan diri lagi karena sadar bahwa dia gagal dalam membawa kemajuan di Partai Golkar.

“Sebagai ketua dulu, karena suara turun, saya langsung gentleman mengatakan saya turun, tidak mau maju lagi,” kata JK di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (14/11/2014).

JK juga mengaku yakin Aburizal bakal legawa mengakui bahwa Golkar di bawah kepemimpinannya dirundung masalah. Menurut dia, butuh kearifan dari Aburizal untuk menyadari kegagalannya tersebut dan mundur dari bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar berikutnya.

“Tentu saya yakin Ical legowo untuk mengakui itu bahwa butuh kearifan, bahwa yang bisa dua kali yang berhasil, semua begitu. Begitu saya turun, (saya) minta berhenti, kan begitu. Sama juga Anda berhasil sebagai wartawan langsung naik pangkat, kalau gagal, turun pangkat, kan gitu baru namanya gentleman,” tutur JK.

Kendati demikian, JK enggan disebut menilai kalau performa Partai Golkar menurun di bawah kepemimpinan Aburizal. Ia mengaku hanya membicarakan fakta yang terjadi selama ini.

“Saya tidak bilang Ical harus mundur, kan jangan salah catat. Saya kasih contoh diri saya bahwa kalau saya turun langsung minta turun,” sambung JK.

Mengenai calon ketua umum Partai Golkar, JK mengatakan bahwa semua kader mempunyai hak yang sama untuk maju. Menurut dia, tidak perlu dibedakan apakah mereka yang berniat mencalonkan diri sebagai ketum Golkar itu berusia muda atau tua.

JK berpendapat, calon ketua umum Partai Golkar yang ideal adalah sosok yang mempunyai jiwa kepemimpinan, rekam jejak yang baik, serta pemahaman yang baik mengenai Partai Golkar.

Sejauh ini, menurut JK, beberapa calon sudah berkonsultasi dengannya terkait pencalonan ketua umum Golkar tersebut. Saat ditanya apakah JK memberikan dukungannya kepada salah satu calon, mantan Ketua Palang Merah Indonesia ini membantahnya.

“Tidak mendukung salah satu karena semua baik, tinggal masyarakat memilih,” ujar JK.

Di bawah kepemimpinan Aburizal, Golkar memperoleh suara 18.432.312 atau sekitar 14,75 persen pada Pemilu Legislatif 2014. Perolehan suara ini meningkat dibandingkan pada Pemilu Legislatif 2009 yang mencapai angka 15.037.757 atau setara dengan 14,45 persen.

Meskipun angka perolehan suara meningkat, kursi Golkar di DPR turun dari 106 menjadi 91 kursi. Aburizal sebelumnya mengklaim bahwa banyak orang yang mendukungnya untuk kembali menduduki jabatan tersebut pada periode 2015-2020. Namun, ia belum memutuskan apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum.

Sejumlah politisi senior Golkar protes atas rencana rapimnas yang disebut hanya untuk menjalankan soliditas dukungan dari DPD I kepada Aburizal. (Baca: Agun: Prestasi Aburizal Tak Ada, Tantangan ke Depan Sudah Berbeda)

Aburizal disebut berencana mengubah syarat calon ketua umum harus didukung 30 persen Ketua DPD I Partai Golkar. Padahal, dalam AD/ART, semua politisi Golkar berhak maju sebagai calon ketua umum dengan syarat minimal lima tahun menjadi kader Golkar, berprestasi, tidak memiliki cela, dan didukung oleh 30 persen pimpinan DPD tingkat I/II serta pimpinan ormas pendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Nasional
Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

Nasional
Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

Nasional
Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

Nasional
Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

Nasional
Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

Nasional
PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

Nasional
Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

Nasional
Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

Nasional
Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Upaya PDI-P Agar Kader Berprestasi Tak Dibajak Partai Lain Saat Pilkada: Beri Surat Tugas

Nasional
Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Megawati: Tidak Ada Koalisi dan Oposisi, Sistem Kita Presidensial

Nasional
Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Hari Ke-13 Keberangkatan Calon Haji RI, 85.782 Jemaah Tiba di Saudi, 10 Orang Wafat

Nasional
Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Ditanya Alasan Ganjar-Mahfud Kalah, Megawati: Tanya Sama yang Bikin TSM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com