Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jokowi, Memasukkan Orang Bermasalah ke Kabinet Akan Rusak Kepercayaan Publik!"

Kompas.com - 23/10/2014, 09:25 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta menjadikan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan sebagai pedoman untuk memilih para menteri di kabinetnya.

Koordinator Indonesia Corruption Watch Ade Irawan mengatakan, Jokowi tidak boleh berkompromi dengan calon yang diberi label "merah dan kuning" oleh KPK karena dianggap bermasalah.

"Tanda warna dari KPK harus dimaknai tidak hanya untuk segelintir orang, tetapi juga berdampak secara keseluruhan jajaran atau kabinet pemerintahan Jokowi-JK," ujar Ade dalam siaran pers, Kamis (23/10/2014).

Ade menilai, Jokowi sebaiknya mencoret calon menteri yang termasuk kategori "merah dan kuning" itu dan menggantinya dengan figur yang tidak tersangkut masalah serius, terutama korupsi. Menurut Ade, nama-nama baru juga perlu melewati tahap penelusuran oleh KPK dan PPATK.

"Nama baru calon menteri atau pejabat setingkat menteri pengganti tersebut juga harus melalui seleksi yang sama seperti sebelumnya serta membuka ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan," kata Ade.

Apabila nama-nama calon menteri yang dianggap bermasalah masih dipertahankan Jokowi, Ade menilai kabinet lima tahun ke depan akan berbahaya. Segelintir nama yang bermasalah akan menjadi beban pemerintah karena berpengaruh buruk kepada keseluruhan kabinet dan pemerintahan Jokowi-JK.

"Karena sewaktu-waktu menterinya bisa diperiksa oleh penegak hukum seperti KPK maupun ditetapkan sebagai tersangka korupsi," ujarnya.

Ade menambahkan, Jokowi masih memiliki waktu kurang dari dua minggu untuk menentukan figur terbaik. Ibarat pepatah, kata Ade, jangan sampai akibat nila setitik, rusak susu sebelanga.

"Mempertahankan segelintir figur bermasalah masuk dalam kabinet akan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah maupun kabinet selama satu periode. Ibarat pepatah 'nila setitik rusak susu sebelanga'," kata Ade.

Sebelumnya, Jokowi mengaku ada delapan nama yang tak boleh dipilih sebagai menteri berdasarkan rekomendasi KPK dan PPATK. Namun, Jokowi tak mau mengungkap siapa saja mereka.

Presiden secara khusus meminta media untuk tidak menebak-nebak kedelapan calon menteri yang tidak bisa diangkat itu. (Baca: Jokowi: Ada 8 Orang yang Tidak Layak Jadi Menteri)

Sementara itu, Ketua KPK Abraham Samad meminta Jokowi tidak memilih calon menteri yang diberi tanda warna merah atau kuning sebagai anggota kabinet. Apabila tetap dipaksakan memilih mereka yang telah ditandai warna merah dan kuning, KPK menilai kabinet yang dipimpin Presiden Jokowi kurang bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com