Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut, Budiman, dan Ryamizard "Bersaing" Jadi Menko Polhukam

Kompas.com - 15/10/2014, 10:46 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga jenderal purnawirawan TNI bersaing untuk menduduki kursi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla mendatang. Situs Kabinetrakyat.org menempatkan tiga jenderal yaitu Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Jenderal TNI (Purn) Budiman, dan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu sebagai kandidat Menko Polhukam.

Luhut mendapatkan dukungan paling tinggi dari para pengunjung situs. Hingga Rabu (15/10/2014) pagi, sebanyak 1.958 orang menyatakan setuju jika mantan Komandan Kopassus ini mengisi kabinet Jokowi-JK. Selain berpengalaman di dunia militer, Luhut juga mempunyai pengalaman di dunia pemerintahan karena pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 1999. Luhut juga lebih berpeluang terpilih karena merupakan orang dekat Jokowi. Kini, dia menjadi penasihat Tim Transisi.

Pada pilpres lalu, Luhut juga menjadi pengarah Tim Kampanye Jokowi bersama pasangannya Jusuf Kalla.

Ryamizard Ryacudu yang juga penasihat Tim Kampanye Jokowi-JK pada pilpres lalu mendapatkan dukungan 531 suara dari pengunjung situs itu. Ryamizard pernah menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat pada 2002 dan Kepala Staf Angkatan Darat pada 2002-2005 sebelum akhirnya pensiun. Dia tidak memiliki pengalaman di luar dunia militer.

Sementara itu, Budiman mendapatkan 1.007 suara. Budiman yang baru saja pensiun pada 25 September 2014 lalu, tidak pernah berpolitik praktis apalagi menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Dua bulan sebelum pensiun, atau pada 24 Juli 2014, Budiman yang saat itu menjabat Kepala Staf Angkatan Darat digantikan oleh Panglima Komando Strategi Cadangan Angkatan Darat Letnan Jenderal Gatot Nurmantyo. Budiman tak diberi jabatan baru dan hanya ditempatkan sebagai panglima tinggi di Mabes TNI. Penggantian itu banyak dipertanyakan.

Pakar politik dan pemerintahan Universitas Padjajaran Muradi menduga, pergantian tersebut erat kaitannya dengan manuver politik selama pilpres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com